Stabilitas adalah konsen utama dari dilaksanakannya operasi Bradjamusti. Efektifitas menjadi langkah yang harus di tempuh para ikhwan mistis agar jalannya operasi ini dapat sesuai dengan target yang ditetapkan. Setelah informasi sudah didapati oleh berbagai divisi, kemudian segera disusun sebuah strategi penangkapan pelaku pembuat onar di kampus dengan cara dan pendekatan yang terukur.
Dede selaku kapten dari operasi ini dengan cepat mengumpulkan para Kordiv satuan tugas pada petang setelah kejadian penempelan banner di sejumlah titik kampus.Â
Dede tidak ingin mengambil langkah yang terlambat mengingat momentum penangkapan sudah ada di depan mata, lagipula informasi yang dipunyai oleh divisi intel dan kesaksian dari Izal sudah cukup untuk menyatakan bahwa tidak ada keraguan di dalamnya untuk melakukan penangkapan malam ini juga.
Selasar masjid petang itu menjadi arena yang cukup serius dalam melakukan pembahasan misi penangkapan. Bursh dan Yai Izan datang setelah semua anggota KIMBERLI tiba. Dede sebagai kapten membuka rapat darurat tersebut.
"Terimakasih para kamerad karena sudah menyempatkan hadir pada rapat darurat kali ini. Mengingat pentingnya agenda ini maka saya memohon kerjasamanya agar apa yang hendak kita lakukan di tahap akhir ini dapat berjalan lancar dan sesuai rencana"
"Setelah berkonsultasi dengan Komodor Bursh dan Yai Izan beberapa saat setelah kejadian penempelan banner propaganda siang tadi, kami mengambil kesimpulan bahwa harus segera dilakukan tindakan atas perbuatan yang dilakukan oleh para pembuat onar tersebut, dan jelas-jelas menganggu iklim kampus yang damai, dan tentu juga menganggu kekhidmatan para akhwat dalam melakukan aktivitasnya" Tukas Dede
Ia kembali melanjutkan "Nah berkaitan dengan hal tersebut para kamerad sekalian, maka dengan segera, saat ini juga, menjadi saat yang tepat bagi kita untuk membuat rencana dan strategi misi penangkapan, malam ini!"
Para ikhwan mistis cukup kaget mendengar keputusan yang diambil oleh Dede, mereka tidak menyangka bahwa akan malam ini misi penangkapan akan dilakukan.
"Malam ini Kap?" Tanya Ical ragu.
"Betul, karena indentitas pelaku sudah kita ketahui dan dia tinggal di kos-kosan yang sudah kita ketahui juga letaknya, oleh karenanya saat ini kita akan koordinasikan bagaimana teknisnya kamerad Ical"
"Saat inilah semua divisi akan ditugaskan untuk melakukan tugas pamungkas, hal ini lagi-lagi demi kelancaran misi" Tambah Dede.
Setelah itu, Dede dibantu oleh Bale menuliskan rencana dan strategi malam ini pada papan tulis mini yang dibawa oleh Mou. Secara serius Dede menerangkan konsep dan teknis misi malam ini, dan kemudian Dede menyebut misi ini sebagai misi G30S-PKA atau singkatan dari "Gerakan 30 Syawal-Projek Keamanan Akhwat".Â
Ia menjelaskan dengan kritis dan komprehensif sehingga pada anggota ikhwan mistis menjadi paham tentang apa yang harus mereka lakukan malam ini, kira-kira simpulan pembagian tugasnya menjadi seperti ini
"1. Divisi aksi dan keamanan berada di garis depan untuk melakukan penangkapan.
2. Divisi fakta dan intel sekitar pukul 19.30 melakukan penyisiran lokasi penangkapan, dan membersihkan area dari keramaian, juga memastikan bahwa target ada di lokasi, menutup setiap akses untuk melarikan diri.
3. Divisi propaganda betugas melakukan koordinasi dengan pemilik kontrakan, beberapa warga kontrakan, dan mengirimkan pesan kepada target untuk tidak kemana-mana."
Selain pembagian tugas, teknis penangkapan juga dijelaskan oleh Dede yang rinciannya kira-kira begini.
"1. Divisi propaganda melakukan koordinasi dengan pemilik kontrakan
2. Divisi fakta dan intel menyisir area penangkapan dan memastikan target ada
3. Divisi aksi dan keamanan mulai memasuki area penangkapan
4. Divisi propaganda mengirim pesan kepada pelaku agar menyerahkan diri, dan bilamana tidak ada respon, maka akan dilakukan tindakan tegas
5. Tindakan tegas dilakukan dengan cara menjemput paksa pelaku ke kamarnya
6. Setelah pelaku ditangkap, pelaku dibawa ke ruangan khusus di area kampus
7. Pelaku diinterogasi oleh Kapten Dede dan Sekjen Bale
8. Pelaku dilepas jika bisa dilakukan kerjasama"
 Setelah mendengar dan melihat uraian rencana kegiatan, para ikhwan mistis sudah cukup paham dan hendak segera melakukan tugas. Namun, saat pertemuan hendak disudahi, Bursh menahan beberapa saat.
"Ingat para kamerad, jangan sampai kita melukai pelaku, walaupun sudah kita pastikan ia memang tersangkanya, jangan lukai, perlakukan dia tetap sebagai teman yang perlu diingatkan, tetap junjung tinggi kemanusiaan, jangan menekan pelaku, perlakukan sebaik-baiknya"
Uraian singkat Bursh menandai akhirnya pertemuan, dan operasi akan kemudan dimulai.
Tepat pukul 19.00 divisi intel dan aksi mulai mendatangi lokasi, mereka kemudian berkoordinasi dengan Wahyu untuk memastikan perizinan sudah aman. Setelah konfirmasi didapat, mereka segera memasang garis pembatas di area penangkapan, beberapa orang ditugaskan untuk berjaga.Â
Vey dan Rey berjaga di kebun samping kontrakan, semantara Egi berjaga di warung belakang kontrakan. Sementara itu Ical bernasib kurang baik karena harus berjaga di samping kiri kontrakan yang tak lain adalah kuburan.
Lima menit menjelang penangkapan terlihat bahwa area sudah steril dari pergerakan masyarakat sekitar, situasi menjadi lengang dan sunyi. Hanya terlihat aktivitas para ikhwan mistis yang tengah hilir mudik bersiap melakukan penangkapan. Tak lama berselang, Wahyu mengirim informasi bahwa pelaku tidak juga merespons apa yang dihimbau oleh Wahyu untuk menyerahkan diri secara baik-baik.
Dede lantas kemudian memegang HT dan segera memberikan instruksi.
"Bersiap kamerad, imbauan tidak diindahkan, semuanya bersiap dalam posisi!"
Dalam hitungan menit, suasana berubah agak mencekam, para anggota cukup tegang pada kondisi ini. Namun, tak berselang lama, Dede memberikan instruksi
"Ayo tim penangkap maju!"
Segera tim penangkap berjalan dengan perlahan dengan membuat dua banjar rapih, tiap orang dibekali alat pelindung diri karena ditakutkan terjadi perlawanan dari pelaku.Â
Mula-mula tim penangkap membuka gerbang dengan perlahan, berusaha sebaik mungkin agar tak menimbulkan suara, bahkan hanya untuk satu detik derit pun. Egi, Mou, dan anggota lain mulai menaiki tangga dan mendekati lokasi pelaku.
Terlihat situasi kontrakan lengang, tentu saja berkat konsolidasi yang sudah dilakukan sebelumnya dengan pemilik kontrakan. Kamar bernomor 14 yang menjadi target nampak sunyi, tak ada suara apapun, bahkan saat tim berada persis di depan pintunya pun tidak terdengar suara. Tindakan kemudian dilakukan setelah dipanggil dan diketuk tetap tidak ada jawaban. Pintu dibuka paksa, dan setelah beberapa kali didobrak akhirnya terbuka pula.
"Astaga!" Ujar Mou.
"Kap, Bravo 404, pelaku tidak ada di lokasi!" Ujar Mou selanjutnya.
Tim penangkap lalu menyisir area kamar, tidak ditemukan pelaku sama sekali, mereka sudah mencek toilet, lemari, dan langit-langit, pelaku tetap tidak ada. Penyisiran pun diperluar di luar kamar, tetapi tetap tidak ada.Â
Dede dan beberapa anggota lain masuk ke dalam kontrakan, dan benar pelaku tidak ada. Pada saat yang bersamaan, Ical yang masih berjaga di dekat kuburan mendengar suara langkah, nampaknya cukup perlahan namun pasti makin terdengar jelas seperti mendekatinya.
Sekitar dalam jarak 10 meter dan dalam posisi gelap, sesosok tubuh terlihat jelas mendekatinya, ia memakai baju putih dengan bahwab hitam. Awalnya Ical cukup dibuat ngeri melihat sosok tersebut, namun ketika tubuhnya mulai tersinari lampu jalan, Ical mulai mengetahui siapa itu.Â
Ical lantas mengambil posisi sembunyi di balik semak-semak. Ia melihat orang itu terus berjalan, cukup santai, sambil menenteng kresek putih di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya dengan khidmat menyeruput sebuah minuman, mungkin kopi gula aren yang sedang hits itu pikir Ical.
Orang itu semakin mendekat, dan dalam jarak 5 meter Ical sudah bisa memverisikasi siapa itu. Setelah orang itu berjarak sekitar 2 meter, Ical melompat dengan segenap kekuatan dari balik semak-semak "Kena kau!".Â
Tubuhnya seolah terbang, dan dengan pasti kemudian mendekap orang itu. Tubuh keduanya terhuyung ke tanah, kresek dan minuman yang dibawa orang itu, jatuh berserakan. Lalu dengan sekuat tenaga Ical terus mendekap orang itu yang terus meronta melakukan perlawanan. Pergumulan hebat terjadi.
Sampai kemudian tidak lama, Vey dan Rey mendengar suara keributan, mereka langsung mendekati lokasinya, betapa terkagetnya mereka ketika melihat Ical dan pelaku tengah bergumul di tanah.Â
Rey menghubungi Dede dan menceritakan penangkapan pelaku. Tim penangkap dan Dede segera keluar dari kontrakan, melihat pelaku yang sudah tertangkap, mereka segera membawanya ke rumah aman.
Pelaku dibawa dengan hati-hati setelah bertarung keras dengan Ical. Sesampainya di rumah aman, pelaku diberi air dan baju ganti agar bisa tenang, lalu ditempatkan pada ruangan kedap suara. Di dalamnya terdapat dua buah kursi dengan satu meja yang diposisikan saling berhadapan. Pelaku kemudian dimasukan dan duduk di salah satu kursi. Tepat di depannya, Dede dan Bale masuk membawa berkas-berkas.
"Maaf membuat anda kotor begini" Ujar Dede ramah
"Apa-apaan ini?"
"Tidak apa-apa, hanya ingin meminta klarifikasi"
"Klarifikasi apa?"
"Baiklah, tidak berpanjang lebar, benarkah anda yang menempel banner provokasi di kampus?"
"Iya, itu saya!" Jawabnya tegas dan enteng.
Dede tidak menyangka ia mengaku begitu mudah "Lalu untuk apa semua itu?"
"Untuk perubahan, revolusi!" Katanya berapi-api.
"Mengapa dilakukan dengan cara menebar ketakutan?"
"Ketakutan? Anda bercanda, jelas itu imbauan"
"Imbauan? Lantas mengapa hal tersebut membuat para warga kampus, khususnya akhwat menjadi terganggu dan takut?" Tanya Bale.
"Ketakutan akan membuat mereka berpikir, dan bangkit melakukan perlawanan!"
"Begitukah?"
"Tentu saja!"
"Lalu apa tujuan utama dari yang anda lakukan? Apa esensinya?"
Ia terdiam beberapa saat "Tidak ada tujuan utama"
"Anda ini termasuk orang yang sporadis, terlalu oportunis, seolah kritis tetapi tidak, tidak ada esensi yang bisa saya pahami dari yang anda lakukan. Apakah anda ingin tampil seolah seorang reformis? Tetapi setahu saya reformis itu kritis dan analitis, tidak juga sporadis"
"Terserah anda menilai bagaimana" Ujarnya.
Mereka terlibat dalam percakapan yang cukup lama, dan si pelaku tetap keras dengan pendapatnya, bahwa semua ini untuk perubahan.
"Saya belum memahami perubahan yang anda maksud, apa tujuan dan dasarnya, anda hanya berkata perubahan, tetapi pada dasarnya anda hanya ingin pengakuan dan kekuasaan" Ujar Dede
"Saya tidak akan menahan anda lebih lama. Saya sudah menyimpulkan perubahan apa yang anda maksud, dan atas dasar apa itu muncul. Saya tidak akan melakukan apapun terhadap anda, hanya tolong pikirkan kembali makna perubahan itu, betulkan niat dirimu untuk melakukan perubahan, niat awalmu tidak baik, apalagi caramu. Sekarang anda boleh pergi" Kata Dede dengan kecewa.
Tidak banyak yang terjadi setelah klarifikasi, pelaku pergi dengan langkah menunduk. Para ikhwan mistis beberapa saat berkumpul.
"Rupanya begitu ya" Ujar Bursh
"Ya, memang tidak ada yang perlu dilakukan lagi, dia setidaknya sudah kita beri masukan" Tukas Yai Izan
"Memang itu hanya dilakukannya demi kekuasaan, maka tak heran bukannya gerakan progresif konstruktif yang kita lihat, tetapi justru destruktif, bahkan bagi dirinya sendiri. Niat merepresentasikan amalan, itulah yang terjadi pada kasus ini" Tambahnya.
To be continued!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H