Mohon tunggu...
Rahmadani Sihite
Rahmadani Sihite Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa program studi psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Psikologi Islam dalam Mengelola Stres

21 Juni 2024   17:36 Diperbarui: 21 Juni 2024   17:50 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Bacaan kelima yaitu  Allahu Akbar, memiliki arti besarnya kekuasaan Allah. Dengan melafadzkannya maka akan memberikan sikap  optimis, memberikan energi baru dan menhilangkan rasa putus asa ketika menghadapi masalah.[5]

zikir dapat memberikan ketenangan bagi yang mengamalkannya dengan perasaan selalu berada dalam pengawasan Allah swt. Ibadah zikir adalah ibadah yang ringan karena dapat dilaksanakan pada segala kondisi dan dapat dilaksanakan kapanpun dan di manapun. Secara fungsional Zikir dapat merangsang pelepasan endorfin di otak yang menghasilkan perasaan tenang dan damai, serta dapat meningkatkan kekebalan tubuh yang berdampak pada peningkatan kesehatan.

3. Al-Quran

Dalam Penelitian   yang dilakukan oleh Khan menunjukkan    bahwa    membaca Al-Quran dengan menggunakan   visualisasi   dan   sistem   multimedia   dapat memberikan  relaksasi,  mengatasi  kebosanan,  kelelahan,  depresi dan  stres.  Efek  dari membaca  AlQuran  tersebut  berlangsung secara  permanen dan berkesinambungan apabila dilakukan secara rutin.[6] 

Dalam   Al-Quran   terdapat   banyak   nilai-nilai seperti keimanan,  ibadah,  ilmu  pengetahuan dan juga sebagai pedoman hubungan manusia sebagai makhluk sosial.[7] Kandungan yang terdapat dalam  Al-Quran diharapkan  menjadi  motivasi  dan  penyemangat  bagi penderita depresi yang sedang putus asa. 

C. Perinsip Hidup Seimbang Dalam Pengelolaan Stres

1. Pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat

Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Sebagai seorang muslim, usaha untuk meraih kebahagiaan di dunia demi kebahagiaan di akhirat berarti ia akan mendapatkan kebahagiaan di kedua tempat tersebut. Dalam pandangan Islam, keberadaan manusia diibaratkan sebagai seorang musafir saat di perjalanan hanya menumpang istirahat sebentar, kemudian melanjutkan kearah tujuan yang akan disinggahi yaitu akhirat. 

Tujuan sementara manusia hidup di dunia adalah untuk memanfaatkan kehidupan dengan berbuat baik, menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, baik harta, kekuasaan, tahta yang diberikan oleh Allah digunakan atau dibelanjakan sesuai yang diajarkan dalam ajaran Islam sebagai persiapan bekal kebutuhan menuju kebahagiaan di akhirat.

Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt  dalam (QS. Al-Qosos:77)

Artinya: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".

Allah Swt menginstruksikan umat manusia untuk menggunakan sebagian dari rezeki yang mereka peroleh untuk bersedekah, bukan hanya untuk memuaskan keinginan duniawi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun