Mohon tunggu...
Rahmadani Sihite
Rahmadani Sihite Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa program studi psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan Psikologi Islam dalam Mengelola Stres

21 Juni 2024   17:36 Diperbarui: 21 Juni 2024   17:50 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah faktor yang dapat menyebabkan stres, seperti trauma, ketegangan saraf, panas, dingin, kelelahan otot, udara yang tercemar, dan radiasi. Tubuh bereaksi terhadap stres dengan cara yang sama seperti bereaksi terhadap bahaya melalui serangkaian perubahan biokimia yang disebut sebagai Sindrom Adaptasi Umum.

Stres pada dasarnya merupakan konsep yang "netral" dan merujuk pada hal-hal yang sering dialami manusia dalam kesehariannya. Stres adalah bagian dari kehidupan manusia dan setiap orang akan mengalaminya dalam berbagai tingkat, baik yang berskala ringan, sedang, maupun yang berat. 

Vermunt mendefinisikan stres sebagai ketidak sesuaian antara tuntutan lingkungan (stressor) dengan kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan tersebut sehingga menyebabkan gangguan pada kesehatan fisik maupun mental. Umumnya, orang yang mengalami distress tidak memiliki keterampilan dalam mengelola stres sehingga berdampak negatif pada diri mereka. 

Jika tidak memiliki strategi coping yang tepat, stres dapat berdampak pada kesehatan fisik akibat terjadinya gangguan psikologis yang disebut psiko-somatik atau hilangnya kebahagiaan individu. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala awal stres dan mengelolanya dengan benar agar tidak menimbulkan dampak negatif yang berkelanjutan.

Prinsip-prinsip Islam memberikan wawasan penting dalam memahami stres dan memberikan kerangka kerja untuk menghadapi tantangan hidup. Salah satu konsep kunci dalam psikologi Islam adalah Tawakkul, yang menekankan ketergantungan pada Tuhan dan kepercayaan pada rencana ilahi-Nya. 

Dengan Tawakkul, individu dapat merasa tenang karena meyakini bahwa Tuhan mengendalikan segalanya, sehingga mengurangi kecemasan dan ketidak pastian. Selain itu, Islam sangat menekankan kesabaran dan rasa syukur sebagai kebajikan yang dapat membantu individu melewati situasi stres. 

Amalan Sabar mendorong ketekunan dalam menghadapi kesulitan, sedangkan syukur menumbuhkan pola pikir positif dan penghargaan atas nikmat hidup. Mencari bimbingan spiritual melalui doa, permohonan, dan refleksi terhadap ajaran Al-Qur'an juga dianjurkan dalam Islam untuk menjaga kesejahteraan emosional dan kedamaian batin.

B. Psikoterapi Islam Dalam Mengatasi Stres

      Intervensi psikologis berdasarkan ajaran Islam menawarkan pendekatan unik untuk mengelola stres dan meningkatkan kesehatan mental. Praktik mindfulness (kesadaran)  yang merupakan salah satu metode meditasi berakar pada tradisi Islam, seperti Dzikir (mengingat Tuhan) dan kontemplasi terhadap tanda-tanda alam, dapat membantu individu menumbuhkan kesadaran saat ini dan ketenangan batin. 

Metode konseling Islami, yang mengintegrasikan prinsip-prinsip spiritual dan teknik psikologis, memberikan kerangka kerja yang mendukung untuk mengatasi stres dan meningkatkan ketahanan. Dengan menyelaraskan terapi dengan nilai-nilai Islam yaitu kasih sayang, empati, dan tidak menghakimi, individu dapat menerima intervensi yang sensitif secara budaya dan memperkaya spiritual. 

Lebih jauh lagi, penerapan etika Islam, seperti integritas, kejujuran, dan ketulusan, dalam strategi manajemen stres dapat memandu individu dalam mengambil keputusan etis dan menjaga integritas moral dalam menghadapi kesulitan. Psikoterapi  islam  yang  bisa  digunakan  untuk  mengatasi  stres  yaitu dengan sholat, dzikir, dan Al-Quran:

 1.Sholat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun