Assalamu alaikum."
Tok.....tok.....tok.
"Buk, buka pintunya. Bapak lupa tadi tidak membawa kunci." Pak Gunarto mengetuk pintu depan rumah berulang kali.
Ibu Saraswati dengan tergopoh-gopoh berlari ke arah pintu utama sembari membawa lap makan. Bu Saraswati sedang memasak saat Pak Gunarto pergi ke masjid.
Pak Gunarto lantas masuk ke dalam rumah. Ia meletakkan sajadah yang biasa di pakai ke masjid ke hanger yang biasa digunakan untuk menggantung sajadah. Setelah itu, ia melepas baju koko warna putih juga meletakkan kopiah pada gantungan baju.
"Buk, Dina jadi ikut ke kantor tidak? Kalau hari ini Ibu ada acara, Dina sama Sasti nanti di rumah sendiri. Apa Bapak ajak Dina saja ya?"
Bu Saraswati mendadak bimbang. Ia tidak yakin kalau Dina ikut ke sekolah tidak akan mengganggu pekerjaan dan kesibukan suaminya.
"Dina bangun! Mau ikut Bapak ke sekolah kan? Hari ini ibu ada acara Darma Wanita. Jadi kamu ikut Bapak ya!" Ibu Saraswati menepuk-nepuk pundak Dina yang masih tidur lelap dengan perlahan.
Berulang kali Dina di bangunkan namun anak itu tidak kunjung bangun juga. Bu Saraswati berusaha sekali lagi untuk membangunkan sang putri sulung.
"Dina, bangun! Katanya mau ikut ke kantor Bapak!"
Dina mengucek matanya. Anak itu turun dari tempat tidurnya kemudian berjalan ke kamar mandi. Hampir dua puluh menit Dina mandi. Setelah selesai mandi, Dina beranjak ke kamarnya. Ia mengambil mukena setelah memakai baju.