Pintu rumah terbuka.
"Oh Mbaknya yang tadi, syukurlah. Mari masuk."
Dengan langkah pelan Ghea mengikuti  Bu Sartika.
"Duduk dulu, sebentar ya."
Bu Sartika masuk ke dalam. Tak lama seorang ART datang dengan membawakan segelas teh.
"Silahkan diminum dulu Mbak." Tawar Bu Sartika dengan ramah.
Ghea tak berani menatap. Pikirannya jauh menerawang ingin pulang ke rumah dan segera bertemu mamanya. Ia ingat betul perkataan dari pria yang menabrak mobilnya pagi tadi. Segera pulang, itu yang Ghea kehendaki.
"Maaf Bu. Tadi saya terburu-buru. Kalau boleh saya ingin meminta uang pesanan snacknya Bu." Kata Ghea pelan.
Bu Sartika manggut-manggut. Ia melihat wajah lelah dari Ghea dan wajahnya begitu pucat.
"Dendy tolong ambilkan uang mama di meja Nak." Kata Bu Sartika dengan suara agak keras.
Ghea semakin gelisah. Nyata-nyata pagi tadi ia diperlakukan demikian kurang baik oleh pria itu.