Akhirnya yang ditakutkan oleh Ghea terjadi juga.
"Ma. Ghea keburu-buru. Iya, Ghea akan balik kesana nanti."
Ghea menutup panggilan setelah mamanya mengakhiri pembicaraan. Ghea kembali melajukan kendara mobilnya, ia menaikkan kecepatan mobilnya. Ia ingat betul kejadian yang menimpanya. Kesialan luar biasa menurutnya.
Tiga puluh menit perjalanan akhirnya ia kembali di depan kediaman Bu Sartika.
"Permisi Pak." Tanya Ghea. Ia turun dari mobilnya lalu berjalan ke arah pos security. Ia berdiri tepat di depan pos.
"Mbaknya yang tadi ya?" Tanya security.Â
"Iya Pak. Maaf, saya ingin bertemu dengan Bu Sartika. Bisa minta tolong dibuka gerbangnya."
Security itu kemudian menarik gerbang dan terbukalah pintu. "Silahkan Mbak."
Ghea masuk kembali ke mobil. Ia mengendarai mobilnya dengan pelan. Ia tak menyangka akan kembali ke tempat itu. Ghea menatap ke arah depan. Matanya membelalak saat ia melihat plat mobil yang sepertinya tak asing baginya. Dengan langkah lunglai ia turun lalu berjalan mlipir diantara dua mobil.
Ghea celingukan melihat ke kanan dan ke kiri. Akhirnya ia  melihat tombol bel rumah. Dengan gemetar Ghea menekan tombol itu. Ia ingin berbalik arah, namun sayang terlanjur sampai dan ia tak mungkin pulang dengan tangan kosong.
Klek.