Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat SosialāŽ®PenulisāŽ®Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Toko Emas Selalu Ada di Pasar Tradisional? @KompasianaDesa

23 Januari 2025   23:10 Diperbarui: 23 Januari 2025   23:30 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perhiasan emas di salah satu toko Permata Jaya, Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur. (KOMPAS.com/Nugraha Perdana )

Toko emas menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat desa.

Tidak hanya memenuhi kebutuhan ekonomi praktis, toko emas juga menciptakan ruang bagi masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai budaya, serta membangun dan memperkuat jaringan sosial yang ada.

Dengan demikian, toko emas di pasar tradisional bukan sekadar soal bisnis. Ia adalah bagian dari sistem sosial dan ekonomi yang lebih besar, yang menghubungkan kebutuhan materi dengan simbolisme budaya, kepercayaan sosial, dan dinamika perubahan yang terus bergerak.*

Referensi:

Saputri, Novita Wisma. 2012. Dinamika komunitas Cina pedagang emas kawasan Coyudan Surakarta tahun 1985-1995. Skripsi. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret (UNS). https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/26431/Dinamika-Komunitas-Cina-Pedagang-Emas-Kawasan-Coyudan-Surakarta-Tahun-1985-1995

https://bisnis.espos.id/eksis-sejak-1930-begini-transformasi-coyudan-jadi-pusat-jual-beli-emas-di-solo-1546010

https://www.detik.com/jogja/bisnis/d-7002208/cerita-awal-mula-toko-emas-menjamur-di-kampung-ketandan-jogja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun