Budaya dan Tradisi: Emas sebagai Bagian dari Kehidupan Sehari-hari
Namun, alasan mengapa toko emas selalu ada di pasar tradisional juga tidak bisa dipisahkan dari konteks budaya dan tradisi yang mendalam.
Di banyak kebudayaan di Indonesia, emas memiliki nilai simbolik yang kuat. Sebagai contoh, dalam banyak upacara pernikahan, emas bukan hanya berfungsi sebagai hadiah, tetapi juga sebagai simbol kesuburan, kesejahteraan, dan keberlanjutan hubungan.
Oleh karena itu, keberadaan toko emas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
Jika kita membaca teori kebudayaan material, maka ini dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan tersebut.
Kebudayaan material, berupa objek barang-barang memiliki 4 peran penting yaitu sebagai penanda nilai, penanda identitas, jaringan kekuasaan, dan wadah mitos.
Teori kebudayaan material berpendapat bahwa barang-barang materi, termasuk emas, tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar atau pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga mencerminkan struktur sosial yang ada dalam masyarakat.
Dalam hal ini, toko emas di pasar tradisional bukan hanya sekadar tempat jual beli, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial dan budaya masyarakat tersebut.
Peran Psikologis: Rasa Aman dan Kepercayaan
Di pasar tradisional, toko emas sering kali menjadi lebih dari sekadar tempat perdagangan. Bagi sebagian orang, bertransaksi di toko emas juga memberikan rasa aman dan kepercayaan diri.
Dalam masyarakat yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan sistem keuangan modern, toko emas sering kali menjadi tempat yang dapat diandalkan untuk menjaga nilai kekayaan.