Ini berkaitan dengan prinsip dasar ekonomi yang mengedepankan nilai tukar yang stabil.
Di tempat di mana infrastruktur perbankan atau lembaga keuangan masih terbatas, emas menjadi alternatif yang lebih mudah diakses untuk menyimpan kekayaan atau sebagai alat transaksi.
Emas tidak hanya berfungsi sebagai benda materi, tetapi juga memiliki nilai sosial yang besar. Dalam teori modal sosial yang dikembangkan oleh Pierre Bourdieu, kita bisa melihat bagaimana kekayaan yang disimpan dalam bentuk emas dapat meningkatkan status sosial seseorang.
Di pasar tradisional, memiliki emas adalah simbol keberhasilan dan status yang diakui oleh masyarakat sekitar.
Emas menjadi alat untuk menunjukkan kedudukan sosial dalam sebuah komunitas yang sangat bergantung pada pengakuan sosial dan hubungan antarpersonal.
Peran Emas dalam Ekonomi Desa
Toko emas di pasar desa bukan hanya menjual perhiasan, tetapi juga berfungsi sebagai pusat ekonomi mikro.
Masyarakat desa yang mayoritas memiliki pendapatan terbatas sering kali menyimpan sebagian besar kekayaan mereka dalam bentuk emas, yang bisa dijual atau digadaikan ketika membutuhkan uang tunai.
Proses ini, yang dikenal sebagai perekonomian informal, seringkali menjadi jaring pengaman bagi mereka yang tidak memiliki akses mudah ke pinjaman formal atau fasilitas perbankan.
Sebagai contoh, seorang petani atau pedagang kecil yang memiliki perhiasan emas akan merasa lebih aman karena ia tahu bahwa emas tersebut dapat dijadikan sebagai sumber dana dalam keadaan darurat.
Fenomena ini diperkuat oleh teori ekonomi domestik yang menyatakan bahwa keputusan-keputusan ekonomi dalam rumah tangga sering dipengaruhi oleh kebutuhan praktis dan jangka pendek, yang seringkali mengabaikan instrumen investasi yang lebih kompleks.