Dalam pandangan Prabowo, ketahanan pangan merupakan solusi strategis dan taktis dalam menghadapi ketidakpastian global, potensi krisis dan resesi, bahkan kemungkinan perang yang terburuk.
"Food is weapon and weapon is a food".
Ciri seorang pemimpin terletak pada kemampuannya untuk menjelaskan persoalan yang kompleks menjadi sederhana dan mudah dipahami masyarakat luas.
Prabowo adalah salah satu dari sedikit pemimpin yang memiliki kemampuan semacam itu.
Sebagian kita mungkin meremehkan ide dasar revolusi putih dan food estate. Apa gunanya susu untuk anak-anak? Buat apa menanam singkong? Apa hubungannya dengan pertahanan negara? Beragam pertanyaan serupa muncul dari ketidakpahaman.
Jika Indonesia ingin maju, mandiri, sejahtera, adil dan makmur maka dibutuhkan sebuah dorongan besar. Prabowo menjelaskan "ide dorongan besar" dengan melalui 4 dimensi pembangunan, yaitu: Food Security, Defense, Energy dan Water. Secara sederhana, begini alur kerjanya:
Food estate menyediakan pangan sebagai penjamin keamanan negara dari segi pasokan makanan dan ini akan memangkas biaya impor beras dan pangan lainnya yang terambil alih oleh program food estate. Food estate juga memiliki bidang pertenakan yang akan memberikan suplai daging dan akan memangkas biaya impor daging serta ketersediaan susu yang digunakan sebagai bagian dari revolusi putih.
Begitulah revolusi putih bekerja. Merubah manusia Indonesia sejak dari dalam kandungan. Meningkatkan perekonomian lokal. Peternak sapi terus bertambah produksinya. Koperasi-koperasi dan UMKM lokal bergerak. Kekayaan negara berputar di desa-desa.
Diskusi kita akan lanjutkan di part #5 tentang saling keterkaitan antara ide dorongan besar dan The Asian Way.*
[Bersambung]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H