Kita semua tahu, kualitas pelayanan primer di Indonesia BUKAN HANYA disebabkan oleh kurangnya kompetensi dokter umum yang bekerja di fasilitas layanan primer (c.q. Puskesmas), tapi juga diakibatkan SANGAT KURANGNYA FASILITAS PENDUKUNG PELAYANAN. Dokter bukan dukun. Dokter tidak bisa bekerja sendiri. Dia perlu alat-alat, obat-obatan, paramedis dan tenaga pendukung lainnya. Dan semuanya itu TIDAK PERNAH DICUKUPI oleh pemerintah, dengan alasan anggaran kesehatan yang sangat minim.
SEMUA DOKTER TAHU ITU. Mungkin, yang tidak tahu hanyalah dokter-dokter yang saat ini menjadi pejabat di Kementerian Kesehatan RI. Jadi, menjadi tugas IDI dan semua dokter untuk mengingatkan dan membuka mata beliau-beliau tersebut.
Poin 2. Tentang 'pride' seorang dokter. Marilah kita bersama-sama membangun pride tanpa harus menjadi dokter spesialis.
Pesan buat dokter spesialis :
- Jangan bersikap arogan terhadap dokter umum
- Jangan mengeluarkan kata-kata melecehkan, meremehkan, dan menjatuhkan mental dokter umum
- Jangan membully
- Jangan serakah dalam pembagian jasa medis
- Bimbinglah dokter umum sehingga bisa meningkatkan kemampuannya
- Dokter umum adalah 'saudara kandung' juga, buatlah mereka 'pride' terhadap profesinya, tidak menjadi rendah diri gara-gara arogansimu
Pesan buat dokter umum :
- Jangan malas belajar, lulus sekolah dokter bukan waktunya berhenti belajar
- Rajin ikuti kegiatan ilmiah yang diadakan organisasi profesi atau institusi tempat bekerja
- Pride-mu terletak pada kemampuanmu menolong orang, bukan pada penghasilanmu
- Jangan rendah diri, kalau kamu rajin belajar, banyak pengalaman, bahkan profesor pun akan kalah pintar denganmu, dan masyarakat akan menghargai kemampuanmu
Pesan buat IDI :
Tolong perjuangkan nasib dan kesejahteraan dokter. Betapa banyak dokter digaji di bawah UMK. Betapa sering dokter disunat dan terlambat dibayar jasa medisnya. Jangan diam saja, Bung!
Akhirnya... ah, sudahlah. Begitu saja.
Selamat berjuang, Sahabat-sahabat.
Dari saya yang bukan siapa-siapa,
Rahadi Widodo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H