Tidak satupun dokter akan menolak poin ini. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan, itu harus. Meningkatkan kompetensi? Tentu semua dokter mau.
Nah, sekarang, mari kita 'menagih' pada pemerintah. Bila tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas layanan kepada rakyat, artinya itu untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat berarti adalah KEPENTINGAN NEGARA. Betul, tidak?!
Kalau program ini adalah kepentingan negara, bukan kepentingan dokter semata, maka semuanya HARUS DIBIAYAI NEGARA.
Ini penting dicamkan oleh teman-teman dokter umum yang berminat untuk mengikuti pendidikan spesialis DLP ini. Melihat komentar-komentar di media sosial, saya lihat yang mendukung adanya DLP bukan hanya pejabat pemerintah dan fakultas kedokteran, tapi juga sebagian teman-teman dokter umum, walaupun tahu bahwa IDI dan PDUI menolaknya.
Baiklah, silakan saja. Tidak ada jeleknya menambah ilmu dan meningkatkan kompetensi. Itu baik. Bahkan tujuannya boleh dikata sangat mulia.
Tapi, bila teman-teman kemudian disodori kewajiban membayar sekian dan sekian. Kalau biayanya sampai merobohkan anggaran belanja rumah tangga, pikir lagi baik-baik. Kalau teman-teman memang punya cukup uang untuk melanjutkan pendidikan, pertimbangkan sebaik-baiknya, apakah layak menghabiskan waktu sekian tahun untuk menempuh pendidikan DLP, atau sekalian saja ikut program pendidikan dokter spesialis yang sudah established sejak lama.
Lulus sebagai dokter spesialis sudah jelas, bisa kita ukur cost-benefit-nya berdasarkan dana pendidikan yang kita punya. Sedangkan lulus sebagai dokter DLP? Wallahu a'lam. Teman-teman harus siap menjadi pionir.
Kecuali bila program pendidikan DLP DIBIAYAI SEPENUHNYA oleh negara. Saya kira tidak masalah, silakan mengikuti bila berminat.
Poin 2. Tentang meningkatkan pride dokter umum. Baguslah. Katanya DLP ini bakal SETARA DENGAN SPESIALIS.
Walaupun masih ada pertanyaan mengganjal dalam hati saya. Mengapa dokter umum harus kurang pride-nya dibanding spesialis? Saya sulit mengerti, karena selama menjadi dokter umum saya tidak pernah kekurangan pride. Hal ini baru bisa dijelaskan oleh dokter umum yang pride-nya kurang.
Bagi teman-teman dokter umum yang ingin mengejar pride untuk disetarakan dengan spesialis, silakan saja. Walau kalau boleh saya memberi saran, pikirkan lagi baik-baik. Pride yang akan didapat itu asli atau hanya semu?