Namun sayangnya, sepertinya, Saung Ranggon sebagai cagar budaya yang bernilai sejarah, butuh perhatian lebih. Â Nampak dari pengunjung, relatif sepi. Itu yang kulihat saat kami berkunjung padahal di momen liburan akhir pekan. Ada warung makan yang sepi pembeli. Sentuhan kreativitas sebagai destinasi wisata budaya harus dipikirkan agar lokasi Saung Ranggon makin mampu menyedot perhatian pengunjung.
Untuk masuk ke Saung Ranggon, bebas, tidak ada tarif tiket ataupun tarif parkir kendaraan. Saran aja, untuk memberi imbalan seikhlasnya kepada kuncen. Itung-itung sebagai ucapan terima kasih sekaligus bantu-bantu untuk dana operasional, seperti membayar tagihan listrik. Terlihat kecil, tapi pastinya cukup berarti.
Untuk tahu saja, menurut pengakuan Ibu Sri, sebagai kuncen, dana perawatan cagar budaya Saung Ranggon sudah sekian lama tidak "turun" atau tidak cair. Padahal di satu sisi, ada biaya operasional yang harus dikeluarkan, seperti listrik, maupun jasa kebersihan, perawatan Saung Ranggon dan sarana pendukung lainnya seperti toilet dan mushola.
Beruntung, ada saja pengunjung yang mengaku  "berhasil" melakukan "ngalap berkah" di Saung Ranggon, memberikan bantuan. Sukarela.
Semoga saja tulisan ini, sampai ke orang-orang yang berwewenang dan teman-teman yang suka wisata budaya ya. Agar bisa turut mempopulerkan. Â
2. Taman Buaya Indonesia Jaya
Belum puas sebenarnya mengeksplor Saung Ranggon, namun waktu membuat kami harus berangkat ke destinasi kedua yaitu Taman Buaya Indonesia Jaya. Lokasinya ada di Desa Sukaragam Jalan Raya Serang-Cibarusah KM 3 Bekasi, Jawa Barat.
Aku baru kali pertama datang ke lokasi ini, padahal lokasi ini sudah lama. Namun sepertinya kurang populer.  Dulu aku pernah lihat penangkaran buaya di Subang, namun buayanya tidak sebanyak di taman ini. Menurutku seeh  taman buaya ini bukan taman buaya biasa. Beda dengan buaya di kebun binatang pada umumnya.
Penangkaran Buaya  32 Tahun
Beda Taman Buaya Indonesia Jaya ini dengan buaya di kebun binatang pada umumnya adalah, di sini merupakan lokasi penangkaran buaya. Â Sudah lama, berdiri tahun 1991. Â Artinya sudah 32 tahun lamanya berdiri. Â
Aku lihat area ini cukup megah. Ada patung buaya dengan mulut teranga lebar sekira panjang 4-5 meter di depan lokasi. Â Lengkap dengan tulisan di bagian tembok bawah patung, Taman Buaya Indonesia Jaya.
Masuk ke bagian dalam melalui pintu masuk. Ada meja kayu di sebelah kanan, tempat membeli tiket. Harga tiket Rp. 20.000,-/ orang. Â Area dalam, lega. Luas dengan hamparan rumput. Ada kursi ayunan anak-anak, meja kursi dari bata, juga warung-warung kecil.