Lanjut kuceitain satu-satu ya.
1. Saung Ranggon
Bangunan Tua, Berumur 500 TahunÂ
Lewat tengah hari sampai di sebuah bangunan kayu. Rumah panggung. Inilah Saung Ranggon. Lokasinya agak ngumpet di Kampung Cikedokan, Desa Cikedokan, Kecamatan Cikarang Barat.
Saung Ranggon ini bukan nama warung makan Sunda lor, meski sebelahnya ada warung makan. Hehehe. Â Ada papan nama besar bertuliskan Saung Ranggon.
Suasana sepi. Nampaknya hanya rombongan kami, yang datang hari itu, Sabtu 25 Februari 2023. Minimal itu yang kulihat saat angkot pengantar kami, parkir di halaman depan lokasi.
Area Saung Ranggon bernuansa teduh. Banyak pepohonan tinggi. Dibatasi oleh pagar tembok berkeliling. Tinggi  tembok sekitar semeter. Ada pintu untuk masuk ke halaman Saung Ranggon.
Ada bangunan rumah biasa di luar pagar. Rumah itulah tempat tinggal keluarga sang juru kunci atau kuncen. Ada juga mushola, warung makan dan toilet.
Saung Ranggon dirawat secara turun temurun oleh keturunan dari Raden Abbas. Â Raden Abbas konon, dikenal sebagai penemu Saung Ranggon lalu merawatnya. Â
Sekarang  sebagai  kuncen Saung Ranggon adalah Ibu Sri Mulyati yang mengaku keturunan keenam dari Raden Abbas.  Ibu Sri ini yang mengantar dan memandu kami saat di Saung Ranggon.
Bentuk Saung Ranggon adalah rumah panggung. Mengutip beberapa sumber, luas  bangunan saung  7,6 meter x 7,2 meter. Halaman luas. Berlantai conblock. Kulihat bersih, sepertinya sering disapu, dibersihkan. Dirawat. Aku pikir pasti banyak sampah dedauanan kering dari pepohonan rindang sekitarnya.
Rumah panggung Saung Ranggon ini berpenyangga tiang-tiang balok kayu. Berbentuk persegi. Warna coklat kayu kehitaman gelap. Nampak kokoh menopang saung. Konon, untuk menghubungkan antar kayu tidak menggunakan paku, tapi pasak. Soalnya kayunya berbahan kayu ulin yang keras.