Saya yakin, para perokok aktif, ada yang kurang "ngeh", kurang perhatian dengan "ranjau" atau kandungan zat dalam sebatang rokok yang diisapnya. Sementara perokok yang mengetahuinya, memilih abai. Terbuai oleh ketergantungan yang dipicu oleh zat adiktif rokok.Â
Padahal di kemasan rokok, sudah dipasang gambar-gambar yang "mengerikan" dan kalimat peringatan soal bahaya merokok. Mengerikan lagi kalau melihat data-data "ranjau" kandungan dalam sebatang rokok.Â
"Merinding gak seh, baca nama-nama zat kandungan dalam sebatang rokok ini?"
 Awalnya saya kurang paham. Namun saat baca penjelasan dalam tanda "kurung", ngeri!Â
Simak nama-nama zat dalam sebatang rokok ini. Ada yang namanya familiar?Â
Acetone (Penghapus Cat)
Naphtylamine (Zat Karsinogenik)
Methanol (Bahan Bakar Roket)
Pyrene (Pelarut Industri)
Dimethylnitrosamine (Zat Karsinogenik)
Naphtalene (Kapur barus)
Cadmium (Dipakai accu mobil)
Carbon Monoxide (Gas dari knalpot)
Benzopyrene (Zat Karsinogenik)
Vinyl Chloride (Bahan Plastik PVC)
Hydrogen Cyanide (racun untuk hukuman mati)
Toluidine (Zat Karsinogenik)
Ammonia (pembersih lantai)
Urethane (Zat Karsinogenik)
Toluene (Pelarut Industri)
Arsenic (Racun Semut Putih)
Dibenzacridine (Zat Karsinogenik)
Phenol (antiseptik/pembunuh kuman)
Butane (Bahan Bakar Korek Api)
Polonium -210 (bahan radioaktif
Kalau menilik kacamata ilmu pengetahuan medis, kandungan rokok memang tidak baik bagi kesehatan tubuh kita. Parahnya, zat-zat adiktif yang terkandung dalam rokok, juga akan berdampak bagi para perokok pasif. Coba pikirkan, masihkan kita mau memberi asupan zat-zat "ranjau" di atas demi "kenikmatan semu" rokok? Â Â
- Rokok Elektronik, "Gak Sekeren yang Loe Bayangin"
Faktanya pemahaman tentang rokok di benak anak-anak memang terkadang keliru. Seperti halnya yang dipahami Rin dalam pengakuannya di atas.
Saya tak bermaksud menyudutkan, namun harus dibilang bahwa seorang mahasiswa pun memiliki  mispersepsi soal identifikasi rokok. Belum memiliki pemahaman yang obyektif dan komprehensif tentang rokok konvensional dan rokok elektronik.
Jadi apa sebenarnya perbedaan kedua jenis rokok itu? Â
Penjelasan Oktavian Denta, dari Departemen Penelitian dan Pengembangan Indonesian Youth Council for Tobbaco Control (IYCTC) menarik untuk disimak. Denta dalam acara Webinar daring Yayasan Lentera Anak menjelaskan bahwa ada mispersepsi di kalangan anak muda tentang rokok. Mereka beranggapan rokok elektronik lebih aman dibanding rokok biasa atau konvensional berbahan baku tembakau.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!