Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ode untuk Andaliman

22 April 2019   19:21 Diperbarui: 22 April 2019   21:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku saat berkunjung ke Danau Toba Simalungun November 2018 silam. (Dokpri)

"Air ludah  dipaksa keluar," katanya.  Cita rasa yang diproyeksikan lidah-lidah orang sedunia harus mendapat kesempatan untuk mencicipi andaliman.

Suasana demo masak. (Foto GANENDRA)
Suasana demo masak. (Foto GANENDRA)
Obsesi untuk mengenalkan andaliman ke penjuru dunia itu sudah dimulai dirintis, Marandus dengan dukungan Yayasan Doktor Sjahrir, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara,  dan Kantor Utusan Khusus Presiden Bidang Pengendalian Iklim.  

Pada Desember tahun lalu, Marandus juga ikut pameran di Belanda. 

"Dulu kita dijajah karena rempah-rempahnya, sekarang kita jual di sana," kata Marandus bangga.

Upaya lainnya dalam mempopulerkan andaliman, dengan acara "Mengangkat Citra ANDALIMAN" salah satunya dilakukan dengan Omar Niode Foundation, yang digawangi Ibu Amanda Katili Niode dengan menggelar  acara saat Pekan Lingkungan Hidup Kehutanan 2018 yang lalu.  

Amanda Katili Niode. (Foto GANENDRA)
Amanda Katili Niode. (Foto GANENDRA)
Acara yang digelar di Jakarta Convention Centre Jakarta, 19 Juli 2018 itu mengangkat tema "Andaliman, Raja Rempah Citarasa Danau Toba." Menghadirkan narasumber yang berkompeten seperti Dr Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir, selaku penasehat khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, ada juga Bram Kushardjanto Pendiri Yayasan negeri Rempah, Marandus Sirait Pendiri Taman Eden 100, Margareth Siagian Duta Andaliman serta Amanda Katili Niode dan Rahung Nasution praktisi kuliner.

Upaya lain dengan berkontribusi di acara Konferensi Perubahan Iklim PBB 2018 yang digelar di Katowice, Polandia. Di sana ada kejadian unik. Ternyata masakan Indonesia di "Indonesia Pavilion" disukai oleh pengunjung "bule", terutama sambal andaliman.   

Ada juga gelaran di Indonesia Night tahun ini di Switzerland. Dihadiri 900 an tamu. Ternyata makanan Indonesia dengan andaliman diminati. Buktinya lebih cepat habis dibanding makanan Eropa. Tahun ini masakan berbasis andaliman juga ikut berpartisipasi dalam UBUD Food Festival.  

Kacang telur Andaliman. (Foto GANENDRA)
Kacang telur Andaliman. (Foto GANENDRA)
Keripik ketela Andaliman. (Foto GANENDRA)
Keripik ketela Andaliman. (Foto GANENDRA)
Kacang tojen Andaliman. (Foto GANENDRA)
Kacang tojen Andaliman. (Foto GANENDRA)
Bandrek Andaliman. (Foto GANENDRA)
Bandrek Andaliman. (Foto GANENDRA)
Andaliman Simbol Solusi Masalah Global

Andaliman memiliki manfaat beragam, mulai dari sebagai bumbu atau rempah pembangkit selera, sampai ke banyak manfaat untuk kesehatan. Sebagai contoh andaliman dikenal sebagai rempah yang mampu mengobati sakit perut, gigi dan juga sebagai bahan pengawet. 

Tak heran produk berbasis andaliman belakangan semakin berkembang juga produk non kuliner seperti sabun merica, minyak merica, fragrance diffuser, pepper spray dan bahkan untuk kepentingan produk farmasi juga sebagai produk kecantikan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun