"Air ludah  dipaksa keluar," katanya.  Cita rasa yang diproyeksikan lidah-lidah orang sedunia harus mendapat kesempatan untuk mencicipi andaliman.
Pada Desember tahun lalu, Marandus juga ikut pameran di Belanda.Â
"Dulu kita dijajah karena rempah-rempahnya, sekarang kita jual di sana," kata Marandus bangga.
Upaya lainnya dalam mempopulerkan andaliman, dengan acara "Mengangkat Citra ANDALIMAN" salah satunya dilakukan dengan Omar Niode Foundation, yang digawangi Ibu Amanda Katili Niode dengan menggelar  acara saat Pekan Lingkungan Hidup Kehutanan 2018 yang lalu. Â
Upaya lain dengan berkontribusi di acara Konferensi Perubahan Iklim PBB 2018 yang digelar di Katowice, Polandia. Di sana ada kejadian unik. Ternyata masakan Indonesia di "Indonesia Pavilion" disukai oleh pengunjung "bule", terutama sambal andaliman. Â Â
Ada juga gelaran di Indonesia Night tahun ini di Switzerland. Dihadiri 900 an tamu. Ternyata makanan Indonesia dengan andaliman diminati. Buktinya lebih cepat habis dibanding makanan Eropa. Tahun ini masakan berbasis andaliman juga ikut berpartisipasi dalam UBUD Food Festival. Â
Andaliman memiliki manfaat beragam, mulai dari sebagai bumbu atau rempah pembangkit selera, sampai ke banyak manfaat untuk kesehatan. Sebagai contoh andaliman dikenal sebagai rempah yang mampu mengobati sakit perut, gigi dan juga sebagai bahan pengawet.Â
Tak heran produk berbasis andaliman belakangan semakin berkembang juga produk non kuliner seperti sabun merica, minyak merica, fragrance diffuser, pepper spray dan bahkan untuk kepentingan produk farmasi juga sebagai produk kecantikan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.