Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada 2024, Euphoria Pemilih, Momentum bagi Demokrasi untuk Bertumbuh

29 Agustus 2024   03:12 Diperbarui: 29 Agustus 2024   04:36 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Pemilu Pilkada. Sumber Kompas

Bagi saya sebagai warga pemilih, seperti yang saya ibaratkan sebagai warteg di atas, saya memiliki banyak pilihan atas dimungkinkannya melimpah bacalon.

Semakin banyak pilihan bacalon, akan semakin memberikan kesempatan memilih kepala daerah terbaik.

Saya bisa melakukan langkah pembanding pada calon. Melihat/ cek ricek rekam jejaknya sampai membandingkan program-program/ misi visinya.

Hak saya untuk bebas memilih dan memiliki ruang memilih lebih terbuka, terpenuhi. Bayangkan kalau calon yang disodorkan hanya satu pasangan melawan benda mati (kotak kosong) yang tak memiliki program, visi misi? Meski menurut aturan dipersilakan.

Lalu kita "dipaksa" memilih. Coba pikirkan, demokrasi model apa yang sedang dibangun?

Mengembalikan Hak Rakyat

Pada sisi lain, soal calon yang dihadirkan, memungkinkan (khususnya) partai-partai "gurem" yang terganjal "barrier to entry" 20 %, termudahkan untuk mengusung jagoannya.

Kontestan tidak dikuasai oleh parpol besar/ koalisi (kartel) parpol.

Bahayanya kartel politik tersebut, mereka bekerja dalam sistem politik yang terkait dengan kebijakan.

Potensinya kebijakan yang dihasilkan tanpa melibatkan partisipasi publik akan bertolakbelakang dengan sistem demokrasi itu sendiri.

Artinya, membanjirnya calon-calon tersebut mengembalikan hakekat demokrasi yang sebenarnya. Meminimalisir kongkalikong antar parpol yang mendominasi gelanggang serta mengancam parpol gurem yang tak mampu mengusung bacalon. Hal ini berpotensi mengamputasi partisipasi publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun