Mohon tunggu...
Rafi Sufianto
Rafi Sufianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Indonesia

K3 FKM UI 2020

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Heat Stress pada Pekerja di Pertambangan

21 Juni 2022   14:25 Diperbarui: 21 Juni 2022   14:34 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selanjutnya setelah pekerja melakukan pekerjaannya terdapat faktor yang menyertai yaitu aklimatisasi, pekerja menjadi terbiasa bekerja dengan lingkungannya sekitar satu minggu, namun apabila terjadi aklimatisasi, toleransi dapat menurun selama dua hari atau bahkan sepenuhnya selama dua minggu. 

Pekerja yang telah absen selama lebih dari seminggu tidak dapat bekerja di lingkungan yang panas dengan kecepatan yang sama saat kembali tanpa meningkatkan risiko heat stress. Selain itu, sistem kerja juga harus dapat mengatur bagaimana pekerjanya melakukan istirahat yang tepat sesuai dengan kondisi dan sifat pekerjaan. 

Ketika berada di lingkungan panas, faktor hidrasi sangat berperan penting. Air yang dikonsumsi pekerja tidak boleh diminum dengan suhu yang sedingin es, meskipun dengan asumsi tujuan mendinginkan tubuh lebih cepat. Hal ini karena perut bukanlah bagian inti tubuh dan dingin memiliki efek penyempitan pada puerut serta aliran ke usus berkurang serta rehidrasi tertunda.

Faktor yang ketiga adalah dari bagaimana pekerja menjaga kesehatannya sendiri sendiri. Pekerja perlu menjaga kesehatan yang merupakan faktor risiko penting, dimana berat badan harus optimal, serta pola makan yang baik. Pengonsumsian kafein selama shift dapat bersifat diuretik dan mendorong cairan yang dapat mengakibatkan dehidrasi. 

Hal ini dapat diamati melalui warna aliran urin, dimana semakin gelap warnanya adalah tanda orang itu mengalami dehidrasi. Apabila pekerja menjalani pengobatan rutin atau menderita kondisi medis wajib memberi tahu departemen kesehatan kerja terkait. Ketiga faktor diatas merupakan faktor yang penting dan harus diperhatikan untuk mengurangi risiko heat stress pada pekerja.

2.3. Dampak Heat Stress pada Pekerja Tambang

Terdapat beberapa individu yang rentan dengan panas, di antaranya pekerja berusia 60 tahun ke atas (pekerja tua), pekerja dengan kelebihan berat badan, pekerja dengan penyakit yang sudah ada sebelumnya (tekanan darah tinggi atau depresi), serta pekerja yang mengonsumsi obat-obat tertentu. Penyakit yang berhubungan dengan panas di pertambangan, diantaranya:

  1. Heat Rash 

Ciri-ciri:

Berbentuk lepuhan kecil, berwarna merah, terkena di daerah leher, dada atas, selangkangan, bawah payudara, serta lipatan siku, heat rash berkaitan dengan maceration (penghilangan) kulit dengan adanya keringat terus menerus yang tidak menguap

Treatment:

Mencegah dan mengeringkan kulit secara teratur di bagian yang sensitif, Tidak memakai pakaian yang ketat, Mengoleskan bedak agar kulit menjadi kering, Menghindari salep dan krim, Tidak meledakkan lepuhan kulit agar tidak infeksi.

  1. Sunburn 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun