Mohon tunggu...
Rafi Sufianto
Rafi Sufianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Indonesia

K3 FKM UI 2020

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Heat Stress pada Pekerja di Pertambangan

21 Juni 2022   14:25 Diperbarui: 21 Juni 2022   14:34 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut MSHA (2012), yang dimaksud dengan lingkungan kerja dengan suhu tinggi merupakan lingkungan dimana terdapat kombinasi dari temperatur udara, kelembaban, radiasi, dan kecepatan angin yang melampaui wet bulb globe temperature, yaitu pada 79F (26C). Lingkungan kerja dengan suhu tinggi ini dapat menimbulkan risiko heat stress. 

Menurut ISO 7243, heat stress sendiri didefinisikan sebagai sebuah keadaan dimana tubuh tidak dapat mengeluarkan kelebihan panas dari tubuh ke lingkungannya. WHO(1969), menganjurkan bahwa tubuh manusia tidak boleh memiliki suhu lebih dari 38C. Ketika terdapat individu yang suhu tubuhnya naik hingga 40C, maka terdapat risiko terjadinya heat stroke yang dapat menyebabkan kematian.

2.2. Faktor Risiko Heat Stress

Heat stress dapat mempengaruhi individu dengan menimbulkan berbagai efek buruk yang dapat mengorbankan kemampuan individu untuk mendinginkan diri. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan stres panas termasuk usia pekerja, tingkat kebugaran dan kesehatan secara keseluruhan.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi beban panas pada tubuh yaitu suhu udara, pancaran panas, kelembaban, pergerakan udara, tingkat pekerjaan fisik, dan jumlah serta jenis pakaian yang dikenakan. Ketika pekerja menggunakan pakaian tebal, berlapis-lapis, kedap air, maka akan menghambat hilangnya panas dan menyebabkan risiko tambahan selama melakukan tugas yang menuntut fisik. Selain itu, penggunaan APD juga memengaruhi toleransi seseorang terhadap lingkungan yang panas.

Dalam situasi penambangan dimana panas radiasi bukan merupakan faktor utama, telah ditemukan bahwa indeks terbaik adalah Suhu Efektif (Effective Temperature/ET) karena memperhitungkan kecepatan udara. ET dapat digunakan dengan mudah tanpa memasukkannya ke dalam tambang serta memperhitungkan suhu dan kecepatan udara. Hal ini menjadi penting karena pergerakan udara yang baik di seluruh tubuh memiliki efek pendinginan, sedangkan kelembaban relatif yang tinggi akan mengurangi kemampuan tubuh untuk kehilangan panas melalui keringat.

Faktor risiko yang pertama adalah lingkungan kerja, pertambangan harus dapat mengatur lingkungan kerja dengan menyoroti berbagai warna di wilayah tambang sesuai dengan suhu efektif yang berbeda. Kualitas udara di tambang juga harus dapat diatur dengan posisi serta waktu koneksi ventilasi yang tepat sehingga dapat meminimalkan kebocoran antara intake dan return outbye untuk memaksimalkan jumlah udara yang didapat pekerja. 

Udara bersih harus bisa diberikan pada pekerja apabila belum terdapat ventilasi di beberapa bagian sehingga tidak menimbulkan ventilasi seri. Salah satu faktor yang paling signifikan dalam mempengaruhi suhu udara adalah efek panas yang dilepaskan oleh mineral dalam perjalanan di konveyor. Sumber panas berlebih yang umum adalah peralatan yang dibiarkan berjalan saat tidak diperlukan. Contohnya termasuk mesin diesel yang dibiarkan diam saat kendaraan tidak digunakan, dan sistem ekstraksi debu tetap berjalan saat tidak ada mineral yang dipotong. 

Kelembaban air juga merupakan suatu faktor penting yang harus dikontrol agar selalu seminimal mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan menghilangkan genangan air dan dengan meminimalkan jumlah air yang masuk ke bawah tanah. Sumber air yang jelas termasuk kebocoran, tumpahan, pipa pembilasan selama perpanjangan/retraksi, semprotan berlebihan, air pendingin mesin, dan air strata alami. 

Membiarkan air menumpuk di genangan air juga akan meningkatkan kelembapan udara yang lewat, sehingga juga harus dihindari. Setiap tumpahan harus dikumpulkan dan dibuang melalui pipa. Kisaran pompa yang sesuai harus dipertahankan, setidaknya ke lokasi strategis di mana mereka dapat diakses jika dan bila diperlukan.

Faktor yang kedua adalah sistem kerja itu sendiri yang berkaitan dengan pekerja. Setelah lingkungan yang dibuat oleh perusahaan sudah memadai, pekerja harus mampu secara fisik untuk mengatasi kondisi tempat kerjanya, sehingga harus dilakukan tes kesehatan terkait kebugaran fisik dan medis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun