Mohon tunggu...
Muhammad Rafiq
Muhammad Rafiq Mohon Tunggu... Jurnalis - Bersahabat dengan Pikiran

Ketua Umum Badko HMI Sulteng 2018-2020 | Alumni Fakultas Hukum Universitas Tadulako | Peminat Hukum dan Politik | Jurnalis Sulawesi Tengah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Berkelakar

19 Oktober 2017   04:55 Diperbarui: 19 Oktober 2017   05:17 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka berdua pun berjalan menuju kelas. Ayu menarik Dina dari tempat pengintipan. Mereka sangat tergesa. Tiba di dalam ruangan,  terpampang puluhan mata memandang mereka. Ruangan itu penuh mahasiswa tengah ribut. Ayu nyengir kuda menyembunyikan rasa malunya, "ehhh... maaf pak," ucapnya. Ayu membalik badan pelan-pelan sambil menutup wajahnya. Mahasiswa yang ada di dalam ruangan itu nyatanya memang sedang ribut berdebat, lengkap dengan seorang dosen berwajah garang.  Mahasiswa dalam kelas itu pun sontak diam serentak melihat tingkah Ayu dan Dina. 

Sedikit malu masih tersisa dari kejadian itu, namun tanpa kapok, Ayu mengulangi tingkahnya di kelas lain. Hal yang sama pun terjadi. Oh tuhan!Ayu menepuk jidatnya. Dalam kelas itu ada mahasiswa sedang mengikuti ujian tengah semester. Kali ini sedikit berbeda, orang-orang dalam kelas itu berbisik-bisik melihat tingkah Ayu dan Novi.

Tangan Dina terus ditariknya, menyeret kemanapun Ayu pergi. Tanpa takut salah lagi, Ayu berhenti di depan ruangan memandangi nama ruangan itu, yes!Ceria Ayu dalam hatinya. Ia mendapati ruangan yang dicari-carinya sedari tadi. Tingkah Ayu hari itu membuat Dina cekikikan. Sedangkan Ayu terus mengatur nafasnya yang tidak karuan.   

"Gara-gara kamu Dina." Marah Ayu kepada Dina.

"Hahahahahaha.." karena tidak mampu menahan tawa, Dina langsung tertawa lepas hingga terdengar satu ruangan. "Ya ampun Ayu, kalau kamu suka, ya bicara saja sama dia, bilang I love you........ hahahahahaha."

 "Apaan sih. Ihhh kamu nih, lebayy... " Ayu dengan sigap mencubit tangan Dina. "kayakya tidak cocok dengan saya"

Selama ini, diluar aktivitas diskusi, Ayu hanya mampu memandangi Indra dari kejauhan. Bahkan saat ada konsolidasi, Ayu memilih duduk paling sudut. Mereka tidak pernah bicara lama. Melihatnya saja Ayu sudah cukup senang, kadang tertawa sendiri sambil menutup mulutnya dengan tangan.

"Cocok atau tida cocok itu bukan soal fisik atau kecerdasan dan lain-lain. Tapi, soal cinta. Cinta itu kan dua hati satu debaran, dua jantung satu denyutan. Itu lah yang dimaksud dengan kecocokan" Jelas Dina.

"Wiihhhh..... tumben bijak? Copy paste dari mana kata-kata itu"

"om google." Dina tertawa lepas, selepas lepasnya.

"Hmmmmmm" Ayu tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun