"Baiklah, bigini saja, malam ini kita berlima akan tetap menjalankan rencana, setidaknya kita mencari informasi lebih banyak lagi, dan keesokan malam kita semua mendatangi persembunyian mereka, siang hari kita gunakan untuk melakukan persiapan saja", Cassie berpendapat.
"Saran yang masuk akal", timpal Juno.
Sementara korban semakin bertambah di rumah dengan peralatan medis, suara sirine lalu lalang mengangkut korban. Para aparat masih terus mengusahakan memburu para pengerat, dan masih tidak menemukan titik terang yang berarti. Penduduk kota mulai menduga ada yang tidak beres dengan para aparat yang bertugas. Kecurigaan persekongkolan mewarni isi kepala penduduk kota.
Kawanan yang bertugas pada malam hari tetap melakukan rencana, mereka mencari berbagai kemungkinan. Mencoba menyelidiki sesuatu yang digunakan sebagai racun oleh para pengerat, dengan kemampuan mengendus yang terlatih salah satu dari kawanan mangendap masuk ke rumah dengan peralatan medis, membaui para korban diam-diam.
Informasi menjadi lebih lengkap. Penemuan yang di dapat pada malam hari menjadi sangat berarti untuk membuat penangkal racun bagi para kawanan yang akan digunakan sebagai pelindung.
Keesokan harinya, setelah Cessie dan para kawanan beristirahat cukup. Mereka melakukan persiapan, ramuan dibuat dan disuntikkan pada masing-masing, Â mempelajari peta persembunyian yang telah digambar.
Lebih banyak biji padi di runcingkan, dan akan di simpan di dalam mulut masing-masing, untuk siap di lontarkan pada sasaran.
Malam menjelang.
"Kawan-kawan sekalian, kita akan melakukan penyelamatan untuk kota rumah kita, yakinlah akan berhasil, demi kenyaman dan keamana kota ini lagi, bersiaplah untuk segala kemungkinan", Cassie berucap menyemangati.
"Mari bergenggaman, memohon dalam hati untuk keberhasilan", Juno menambahi.
Tengah malam, kota menjadi sedikit lengang. Strategi penyerbuan dilancarkan, markas para pengerat jadi sasaran. Sebagian mengendap masuk lebih dalam, sebagian berjaga, berganti-ganti hingga titik yang dituju.