Selama seminggu para kawanan berlatih melompat, mengendap, tak lupa mengasah kuku cakar masing-masing. Memasuki rumah-rumah penghuni kota untuk menyisir tempat-tempat yang dilalui para pengerat, bahkan memasuki rumah dengan peralatan medis. Ini dilakukan untuk melatih penciuman mereka agar lebih tajam, mengidentifikasi perubahan bau yang disamarkan oleh para pengerat. Tidak ada yang mengetahui strategi mereka sekalipun para aparat.
Kota itu telah menjadi rumah bagi Cassie dan kawanannya. Sejak lahir hingga tumbuh dewasa mereka menghabiskan waktu di kota itu, bersinergi dengan penduduk kota. Saling menjaga keharmonisan, tidak ada yang mencoba mengusir ataupun menjadikan Cassie dan kawanan sebagai budak penjaga rumah belaka hanya dengan sepotong daging sebagai imbalan. Sampai peristiwa paceklik mulai dialami, Baron menawarkan diri sebagai penjaga rumah dengan imbalan sepotong daging.
Para pengerat telah lama menggelisahkan, memasuki rumah diam-diam dan mencuri apa saja. Merugikan walau tak sampai melukai penduduk kota. Namun peristiwa jatuhnya korban akibat gigitan para pengerat telah mengusik kenyamanan dan keamanan sekaligus.
Waktu berlatih telah usai, semua data terkumpul. Di suatu malam mereka berkumpul untuk menjalankan strategi. Kawanan yang hanya tersisa sepuluh karena sebagian besar telah menggadaikan naluri untuk sepotong daging, berbagi tugas.
Setengah dari mereka melancarkan perburuan pada siang hari, dan setengah lagi akan melakukan pada malam hari. Selain kuku-kuku cakar, mereka berbekal biji padi yang telah diruncingkan untuk membidik lawan dari jarak jauh.
Berjalan mengendap menyisir selokan-selokan, mengendus tiap lubang-lubang kecil untuk menemukan persembunyian para pengerat sampai memasuki gorong-gorang di bawah jalanan. Perburuan pada siang hari dilakukan karena sebelumnya sulit sekali mendapatkan di malam hari.
Salah satu dari kawanan mendapat hasil, menemukan persembunyian para pengerat. Informasi itu sangat penting untuk penyerangan di malam hari. Salah satu yang lain berhasil mendapatkan buruan, dua pengerat jadi korban padi runcing yang disasarkan pada mereka.
Senja mulai naik, matahari memerah lalu tenggelam, lampu-lampu kota mulai nyala. Kawanan satu-satu memasuki markas, setelah meneguk air untuk meredakan lelah, mereka melaporkan hasil yang mereka dapat. Dua pengerat yang tak bernyawa jadi hidangan perkumpulan. Benar dugaan mereka, para pengerat melancarkan aksi di siang hari.
"Aku menemukan persembunyian mereka, akan aku gambar petanya menuju kesana untuk memudahkan", berkatalah salah satu dari mereka.
"Kau yakin itu persembunyian mereka?", tanya Juno.
"Sangat yakin, tapi ini tidak mudah, tak cukup hanya lima dari kita yang menyerang, harus kita semua menuju kesana bila ingin ini berhasil, jumlah mereka terlampau banyak".