Mohon tunggu...
DTMC Articles
DTMC Articles Mohon Tunggu... Mahasiswa - Our Vision, We Will Rise Up

Tempat kreator Decagon Twins Media menulis opini, artikel, dll. Pernah menulis opini di Kompasiana dengan akun Rafif2020. Sebelumnya artikel ini diberi nama Rafif Hamdillah Official. Tulisan sebelumnya yang pernah dibuat : https://www.kompasiana.com/rafif20206799/621ac9103179497f34707635/ada-apa-sebenarnya-di-media-sosial-kita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arti Perempuan yang Kuat dan Hebat

6 November 2023   13:09 Diperbarui: 6 November 2023   13:15 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

sambung Ibu. Air terjun kembali meluncur deras dari lentik mata mereka.

 "Ibu bersyukur, Nak, dapat menjadi sosok yang hebat dalam hidup Ibu sendiri dan juga hidup Ananda. Ibu yakin, Ananda juga kuat seperti Ibu. Ananda mungkin bersedih hati, namun justru kamu berhasil menunjukkan kehebatan Ananda kepada Ibu. Ananda mampu menjaga diri baik-baik, menjaga kemuliaan dan kehormatan yang nilainya mahal sekali. Salah satu tanda perempuan yang hebat, Ananda, adalah mereka yang tahu kodrat dan fitrahnya." nasihat Ibu.

            "Tapi, Bu. Ananda sudah tidak kuat lagi, Bu. Ananda selalu disalahkan mereka (semua orang yang mencelanya), Bu." keluh Izzah. "Ananda pasti bisa, Nak. Ananda pasti kuat seperti Ibu. Ibu yakin fitnah yang ditujukan kepada kamu itu tidak benar. Lalu Ananda seharusnya bersyukur. Kamu jadi perempuan, mesti ada alasannya. Kamu tahu 'kan, dalam agama kita perempuan itu istimewa. Kelak Ananda dapat merasakan bagaimana menjadi sosok nisa yang sejati" yakin Ibu. Izzah hanya bisa terdiam sambil merenungi nasihat-nasihat berharga dari Ibu.

            "Baik, Bu. Saya ingin bisa sekuat Ibu. Saya janji akan menjadi perempuan hebat seperti harapan Ibu." takzim Izzah. "Iya, Nak. Sekarang, Ananda tenangkan diri dulu. Ananda butuh istirahat. Kalau rasanya sudah pulih, Ananda tahu 'kan apa yang harus dilakukan kepada Rabb Yang Mahasejati?" saran Ibu. "Iya, Bu. Terima kasih." sahut Izzah dan langsung mendaratkan diri bersama "sehelai kain mahkota" yang melekat di kepala dan "teman tangisnya" di atas kasur yang nyaman. Ibu membentangkan selimut dan mengecup putrinya tanda kasih sayang.

***

            "Mumtazah, Izzah! Bangun, Nak. Ada yang ingin bertemu denganmu." suara Ayah membangunkan Izzah. "Ya, Kak. Ada yang datang." sahut Zaki dan Zikri (adik kembar Izzah) serempak. Ketika terbangun, Izzah melihat Ayah, Ibu dan adik-adiknya duduk di hadapannya. Selain itu ada juga  seseorang yang mengenakan hijab biru dan orang baru yang belum dikenalnya. Matanya yang hampir terbuka walau sembab langsung mengenali sosok itu.

            "Assalamualaikum. Bagaimana kabarmu, Ukhti?" tanya Reni, perempuan sebaya itu. "Emm...... Alhamdulillah sudah mulai membaik, Ren. Tadi aku sudah curhat dengan Ibu." jawab Izzah. Terlihat Ibu dengan refleks berkelit. "Oh, begitu. Lalu apa kata Ibumu, Ukh?" tanya Reni lagi. "Banyak nasihat dari beliau. Insyaallah kapan-kapan aku ceritakan. Mungkin kamu akan terharu juga." jawab Izzah. Ibu jadi tersipu malu.

            "Oh, ya. Aku membawakan makanan ini untukmu. Semalaman setelah kejadian yang kemarin itu aku selalu memikirkanmu dan si Nurul. Aku cemas. Semoga kamu cepat membaik ya, Ukh!" kata Reni sambil menyuguhkan bawaannya. Refleks air mata Izzah mulai menetes. Tak disangka ada juga yang ingin menghiburnya setelah Ibu, Ayah dan adik-adiknya. Izzah berterima kasih atas pemberian tersebut.

            "Oh, iya!" kata Izzah dengan alis kiri naik sedikit. "Itu, yang bercadar di sampingmu...... si....siapa?" tanyanya. "Yang mana? Kok tidak kelihatan?" canda Reni. "Pssttttt, jangan begitu, dong!" bisik orang yang diperhatikan Izzah sejak tadi. "Oh, iya. Ini, mungkin dia malu-malu." kata Reni.

"Hihi. Assalamualaikum. Perkenalkan, nama saya Tasya Wardatunnisa . Panggil aja Tasya. Saya siswi madrasah aliyah dan teman akrab dari 'si Iseng' ini. Hihihi" sapa Tasya. "Waalaikumussalam. Salam kenal, Tasya" balas Izzah. "Dari mana kamu tahu tentang saya?" tanyanya. "Saya sudah kenal kamu sejak lama. Sejak awal masuk SMA, si Iseng selalu cerita tentangmu. Katanya kamu orang yang baik, ramah, hangat, suka berbagi ilmu. Kamu juga suka mengingatkan teman-temanmu tentang istimewanya perempuan. Saya jadi terinspirasi denganmu sehingga ingin rasanya berteman denganmu." jelas Tasya.

            "Saya mau kok, berteman denganmu. Bismillah walhamdulillah. Semoga kamu juga senang menjadi sahabat kami." kata Izzah. "Aamiiin. Ini, sejujurnya dari dulu saya telah membelikan buku-buku yang cocok untuk kamu baca. Namun kesempatan baru ada sekarang. Semoga kamu senang membacanya." kata Tasya sambil memberikan buku. Ternyata, buku-bukunya berisi tentang hal yang sangat penting diketahui baik bagi laki-laki mau pun perempuan, yaitu tentang perempuan yang hebat. Ada yang isinya kisah inspiratif perempuan, perempuan dalam Islam dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun