Tentang isu yang digoreng, semakin banyak pihak yang mendapatkan suatu kabar makin cepat beredarnya. Bahkan berita hoaks sekali pun. Tanpa adanya klarifikasi dan verifikasi, isu yang ada dibiarkan memanaskan suasana yang tadinya aman. Apalagi jika merembes ke hari-hari berikutnya atau kabar lain yang masih melibatkan pihak yang sama.
7. Karakter Sumbu PendekÂ
Emosi
Emosi bukan hanya ketika seseorang marah. Emosi secara umum adalah ekspresi yang melibatkan perasaan tertentu. Emosi dapat mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal sesuai yang diingininya.
Sebenarnya penulis baru mengenal istilah "sumbu pendek" beberapa bulan yang lalu. Jika diartikan, sumbu pendek ini sama seperti sumbu lilin atau kompor minyak tanah. Jika ia pendek, saat disulut api ia mudah terbakar.
Sama halnya dengan di media sosial. Sering kali ketika ada isu baru yang muncul dan menyebar di sana muncul hasrat untuk segera memberikan tanggapan (komentar, reaksi dll). Apabila itu sesuai kapasitas dan latar belakang masing-masing maka wajar memberikan respons yang relevan. Namun ketika cepat tersulut emosi (terutama emosi marah) maka respons dapat diberikan tergantung egonya sendiri, walaupun mengandung risiko.
Karakter sumbu pendek dapat menjadikan seseorang terlihat sensitif, respons cepat tanpa pikir panjang, emosional dll. Semua orang dapat berpotensi memiliki karakter ini, namun tidak semua orang dapat mengendalikannya.
8. Hoaks
Hoaks, hoaks, hoaks.
Hoaks (kabar burung, berita palsu) saat ini menjamur di mana-mana. Lagi-lagi, ketika ada isu baru yang tersebar, anehnya mulai muncul juga "makhluk" yang menyebalkan ini. Hoaks dapat menyebar dari satu akun ke akun lain, dari satu grup media sosial ke grup lain, dari satu daerah ke daerah lain bahkan hingga level nasional.
Keberadaan hoaks jelas-jelas meresahkan, apalagi jika narasinya seolah-olah ilmiah, terverifikasi, benar dan meyakinkan. Padahal kebohongan tersisip di dalamnya.