Mohon tunggu...
Rafif dan Rafi
Rafif dan Rafi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Generasi muda Indonesia

Masih pemula dalam membuat artikel. Generasi muda yang mencoba melek dengan situasi terkini.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ada Apa Sebenarnya di Media Sosial Kita?

27 Februari 2022   07:55 Diperbarui: 27 Februari 2022   09:25 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar postingan Hari Sosial Media Indonesia dari IG @rafifrafi2022

Tentang isu yang digoreng, semakin banyak pihak yang mendapatkan suatu kabar makin cepat beredarnya. Bahkan berita hoaks sekali pun. Tanpa adanya klarifikasi dan verifikasi, isu yang ada dibiarkan memanaskan suasana yang tadinya aman. Apalagi jika merembes ke hari-hari berikutnya atau kabar lain yang masih melibatkan pihak yang sama.

7. Karakter Sumbu Pendek 

Emosi

Emosi bukan hanya ketika seseorang marah. Emosi secara umum adalah ekspresi yang melibatkan perasaan tertentu. Emosi dapat mendorong seseorang untuk melakukan hal-hal sesuai yang diingininya.

Sebenarnya penulis baru mengenal istilah "sumbu pendek" beberapa bulan yang lalu. Jika diartikan, sumbu pendek ini sama seperti sumbu lilin atau kompor minyak tanah. Jika ia pendek, saat disulut api ia mudah terbakar.

Sama halnya dengan di media sosial. Sering kali ketika ada isu baru yang muncul dan menyebar di sana muncul hasrat untuk segera memberikan tanggapan (komentar, reaksi dll). Apabila itu sesuai kapasitas dan latar belakang masing-masing maka wajar memberikan respons yang relevan. Namun ketika cepat tersulut emosi (terutama emosi marah) maka respons dapat diberikan tergantung egonya sendiri, walaupun mengandung risiko.

Karakter sumbu pendek dapat menjadikan seseorang terlihat sensitif, respons cepat tanpa pikir panjang, emosional dll. Semua orang dapat berpotensi memiliki karakter ini, namun tidak semua orang dapat mengendalikannya.

8. Hoaks

Hoaks, hoaks, hoaks.

Hoaks (kabar burung, berita palsu) saat ini menjamur di mana-mana. Lagi-lagi, ketika ada isu baru yang tersebar, anehnya mulai muncul juga "makhluk" yang menyebalkan ini. Hoaks dapat menyebar dari satu akun ke akun lain, dari satu grup media sosial ke grup lain, dari satu daerah ke daerah lain bahkan hingga level nasional.

Keberadaan hoaks jelas-jelas meresahkan, apalagi jika narasinya seolah-olah ilmiah, terverifikasi, benar dan meyakinkan. Padahal kebohongan tersisip di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun