Mohon tunggu...
Rafif dan Rafi
Rafif dan Rafi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Generasi muda Indonesia

Masih pemula dalam membuat artikel. Generasi muda yang mencoba melek dengan situasi terkini.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ada Apa Sebenarnya di Media Sosial Kita?

27 Februari 2022   07:55 Diperbarui: 27 Februari 2022   09:25 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar postingan Hari Sosial Media Indonesia dari IG @rafifrafi2022

Masalahnya terletak pada penggunaan media sosial untuk hal-hal negatif atau cara menggunakannya dengan negatif pula. Jika dihitung-hitung sudah banyak kajian, video, artikel, opini dan penelitian yang membahas tentang dampak negatif penggunaan media sosial ini. Namun di artikel ini terdapat beberapa catatan sisi minus dari penggunaan media sosial di Indonesia menurut sudut pandang penulis.

1. Etika Netizen

Bisa dikatakan bahwa netizen atau warganet saat ini turut memberikan kontribusi dan pengaruh yang besar bahkan bagi jalannya roda kehidupan berbangsa dan bernegara. Netizen Indonesia sudah menjadi basis kekuatan masif yang memegang andil tersendiri. Ada beberapa frasa yang penulis sematkan untuk netizen kita : kuat, masif, agresif, influence, responsive, sensitive.

Menurut penulis, saat ini ada yang disayangkan dari gelora netizen Indonesia tersebut. Sebagian kelompok netizen -entah dari mana latar belakangnya- memiliki karakteristik yang cenderung mengomentari sebuah konten dengan kritik, hujatan, kecaman, olok-olokan, sindiran, sarkasme dan yang sejenis.

Berarti kritik dilarang dong?

Ugh........ 

Bukan! Bukan itu maksudnya!

Pada dasarnya kritikan adalah bagian dari proses penilaian. Selama dalam batas wajar dan memerhatikan etika, suatu kritik boleh-boleh saja. Namun dalam konteks saat ini banyak yang mencampurkan kritik dengan kata-kata pedas, kecaman dan sindiran. Akibatnya kata "kritik" sendiri seringkali diasosiasikan dengan hal-hal tersebut.

Di tahun 2021 kemarin berbagai macam polemik tidak terlepas dari kata "kritik". Mural yang dihapus, kritik yang tidak selalu direspons baik hingga tuduhan pihak tertentu antikritik menggoyahkan purisasi demokrasi kita.

Bahkan, sebuah media dari perusahaan berpengaruh internasional sempat menyebut netizen Indonesia sebagai netizen yang paling tidak sopan di Asia Tenggara. Mungkin ada yang mengatakan keramahtamahan Indonesia di dunia nyata berbanding terbalik dengan di dunia maya.

2. Arus Kontroversi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun