Mohon tunggu...
Rafael Kaisar Gultom
Rafael Kaisar Gultom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 7 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Saya adalah mahasiswa Semester 7 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Selama kuliah saya memiliki ketertarikan pada bidang ekonomi, perbatasan dan organisasi internasional. Disaat waktu luang saya suka memilih untuk bermain game khususnya CS2 (Counter Strike 2) dimana bermain game bisa dikatakan merupakan hobi saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengunaan Kampanye Visual Oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Dalam Membentuk Opini Publik dan Mempengaruhi Kebijakan Penyelesaian Konflik OPM

7 Desember 2024   00:56 Diperbarui: 8 Desember 2024   13:09 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://youtu.be/7yBnWiPYbVs?feature=shared
Sumber: https://youtu.be/7yBnWiPYbVs?feature=shared

Contohnya tekanan diplomatik vanuatu di sidang umum PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang dilaksanakan di New York, 29 September 2020 yang dimana dijawab oleh Diplomat Indonesia, Silvany Pasaribu dimana beliau menggunakan hak jawabnya untuk menjawab tudingan Vanuatu. 

Sumber: https://youtu.be/ANbWezz1-f4?feature=shared
Sumber: https://youtu.be/ANbWezz1-f4?feature=shared

Selain itu Vanuatu juga menyecar Indonesia pada sidang umum PBB yang dilaksanakan di New York, 27 September 2021. Potensi dari tekanan tekanan dan kampanye visual OPM dalam penyelesaian konflik dapat memiliki potensi mempengaruhi pemerintah apakah harus lebih “militeristik” atau “sosial” dalam penyelesaian konflik. 

Dalam hal ini, kampanye visual OPM di media sosial jelas memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk kebijakan dan pendekatan terhadap konflik Papua. Dengan menggunakan kekuatan visual untuk membangun narasi yang menggugah emosi, menggerakkan solidaritas internasional, dan memperjuangkan aspirasi kemerdekaan Papua, kampanye ini dapat mendorong perubahan dalam kebijakan internasional terkait Papua. 

Tekanan yang timbul dari opini publik global dapat mendorong negara-negara untuk mempertimbangkan tindakan diplomatik yang lebih kuat, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi penyelesaian konflik yang lebih adil dan damai. Namun, ini juga menunjukkan bahwa kekuatan visual di media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk persepsi dan kebijakan di tingkat global.

Kesimpulan

Media sosial telah mengubah cara OPM menyuarakan perjuangannya. Dengan menggunakan kampanye visual, OPM mampu membangun narasi emosional yang menarik perhatian masyarakat internasional dan memengaruhi opini publik global. 

Meskipun dampaknya sangat besar, kampanye ini juga menghadirkan tantangan terkait keakuratan informasi dan potensi propaganda. Untuk menghadapi dinamika ini, pemerintah Indonesia perlu mengembangkan strategi komunikasi yang lebih efektif, yang tidak hanya berfokus pada kontra-narasi tetapi juga pada transparansi dan upaya penyelesaian konflik yang berkeadilan. 

Di sisi lain, masyarakat internasional perlu lebih kritis dalam menyikapi kampanye visual semacam ini, dengan memastikan bahwa opini yang terbentuk didasarkan pada informasi yang akurat dan berimbang. 

Transformasi gerakan separatis di era digital menunjukkan bahwa media sosial tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menjadi medan pertempuran baru dalam konflik politik dan sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun