Mohon tunggu...
rae leonora
rae leonora Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

:)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ndara

23 September 2023   11:26 Diperbarui: 23 September 2023   11:40 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Aku sempat membaca berita yang beredar bahwa ibunya berselingkuh dengan seorang artis yang sedang naik daun. Ayah Raven marah besar, kelimpungan sepanjang hari. Ia hampir kehilangan dirinya. 

Aisha segera pulang dan mereka bertengkar hebat karena sebuah tulisan di artikel. Aku tidak tahu kebenaran berita tersebut hingga hari ini. Aku tidak tahu mengapa cinta yang semula begitu kuat ternyata serapuh itu. 

Tanpa sadar, kami termenung cukup lama di depan pintu, sebelum ibuku menyuruh kami masuk. Maka Raven menginjakkan kaki kerumah dengan beban seisi langit biru di pundaknya. Tidak lama sebelum pikiranku ikut diselimuti awan kelam, begitu mendengar bahwa orangtuanya telah mengajukan surat perceraian ke pengadilan. Keputusan sudah final, tidak ada lagi yang bisa diperbuat.  

Selang waktu beberapa lama setelah kejadian tersebut, belum terdengar kabar apapun terkait suratnya. Aku selalu percaya Kuasa yang Diatas mempunyai maksud melampaui pikirkan manusia yang terbatas. Usut punya usut, ternyata surat perceraian yang dikirimkan salah alamat. 

Namun, ayah dan ibunya memutuskan untuk tinggal terpisah. Raven beserta dua orang adiknya yang masih kecil-kecil, tetap tinggal di Sumba bersama ayahnya. Ia berusaha menjalankan hari-harinya seperti biasa. Bersekolah, menangkap ikan, dan tak dapat dipungkiri, Raven amat-sangat merindukan ibunya. Sedangkan sang ibu dengan separuh hatinya tetap berkarya di Jakarta, membawa namanya semakin besar. 

Mirisnya, menjelang kematian ibunya yang mendadak sakit keras, Raven tidak pernah mempunyai kesempatan untuk berjumpa lagi. Ia hanya mendapatkan kabar tentang ibunya dari berita, bahkan kabar mengenai kematiannya. Kejadian 2 tahun silam itu masih terasa jernih di ingatan. Aku mengangkat plastik yang berisi ikan mas dan mendesah pelan.

BAGIAN II

Pada jam istirahat yang masih tersisa, aku melompat kecil ke arah kolam sekolah. Angin bermain, melepaskan beberapa anak rambutku. Sesekali aku bersenandung, menikmati udara yang sejuk. Di tengah jalan, Lao, anjing sekolah menyambutku dengan riang seperti biasanya. Kemudian barulah terdengar samar-samar kicauan julang Sumba, kakatua, dan banyak jenis burung lain. 

Sebetulnya, sekolah ini memiliki kandang burung, ayam, babi, kambing, sapi, hingga kerbau di dekat kolam. Ada seorang lelaki jangkung yang seumuran denganku, menjaga dan memberi makan semua hewan peliharaan sekolah. Namun sudah 2 tahun belakangan aku sering datang ke tempat ini sebagai suruhan Raven, lelaki itu tetap merupakan sosok yang misterius.

Dengan hati-hati aku melepaskan ikan mas ke dalam kolam, membiarkannya berenang bebas. Sejenak aku memperhatikan lelaki tersebut yang sedang membelakangiku memberikan makan burung. Ia selalu sibuk dengan dunianya sendiri. Itulah mengapa aku betah berlama-lama di tempat ini. Aku memejamkan mata, merasakan alam mengambil alih naluriku. Kemudian aku pergi seolah tidak pernah berada disana sama sekali.

Esok harinya saat fajar menyingsing, aku berjalan ke kolam sekolah untuk memeriksa tanda-tanda kehidupan ikan mas itu. Hal ini kulakukan sepanjang dua tahun terakhir, setiap kali Raven mempunyai mainan baru. Ia mempunyai kebiasaan buruk membeli sesuatu namun enggan merawatnya. Kuanggap ikan-ikan miliknya kena tulah, karena paling lama mereka hanya mampu bertahan selama tiga hari lalu hilang dari muka bumi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun