Mohon tunggu...
Radiman Siringoringo
Radiman Siringoringo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang keseharian saya adalah menulis, dengan tujuan untuk menuangkan ide saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Janji Pemulihan dari Allah Berdasarkan Zefanya 3:9-20

1 November 2024   09:43 Diperbarui: 1 November 2024   09:50 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Kitab Zefannya merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab nabi-nabi, yang umumnya disebut kelompok nabi-nabi kecil Perjanjian Lama.[1] Kitab ini ditulis oleh Nabi Zefanya sendiri (1:1). Nabi Zefanya merupakan keturunan Hizkia dan seorang aristokrat.  Arti nama Zefanya sendiri ialah "Yang dilindungi Tuhan". 

Menurut urutan kronologis Nabi Zefannya hidup di antara masa Yesaya dan Yeremia.[2] Boyd mengatakan bahwa setelah pelayanan Yesaya dan Mikha, kira-kira lima puluh  tahun tidak kedengaran suara nabi di Yehuda.[3] Lalu datanglah Yeremia dan Zefanya yang memanggil bangsa itu untuk kembali kepada Allah. Hal ini terlihat di mana bangsa itu telah jatuh ke dalam penyembahan ilah lain. 

Penyembahan kepada Allah diabaikan, sedangkan penyembahan kepada Baal yang najis dan cabul itu sudah hidup kembali. Kondisi dimana pemimpin-pemimpin Yehuda begitu rusak akhlaknya. 

Bukan hanya itu saja, bangsa itu juga melakukan penyembahan dewa Malkham (Molekh). Hal tersebut dilakukan oleh Manasye bahwa "ia mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api" (II Tawarikh 33:6), yang berarti bahwa ia mempersembahkan mereka kepada Molekh.[4] Selama pemerintahan Manasye, yang terjadi kepada bangsa itu adalah ketidakadilan, penindasan, dan kekerasan.

Setelah Manasnye wafat maka digantikan oleh Yosia yang adalah anaknya sendiri. Yosia menjadi raja berusia 8 tahun. Pada masa pemerintahan Yosia, pembaharuan yang dilakukan Yosia sangat jelas terlihat dalam hal bait Allah yang telah dirusakkan kesuciannya itu diperbaiki. Semangat pembaharuan tersebut, salah satunya disebabkan oleh penemuan salinan Taurat Musa. 

Yosia berusaha mengadakan pembaruan di dalam negeri itu dengan dibersihkannya dari bukit-bukit pengorbanan dan beraneka  macam patung. Namun, pengaruhnya hanya secara lahiriah dan tidak mencapai hati dan kehidupannya raknyatnya.[5]

 

Mengenai waktu pelayanan Zefanya, dimulai kira-kira pada tahun yang ketiga belas dari pemerintahan Yosia. Dalam pelanyanannya, Zefanya mendapat 2 tugas dari Allah; yaitu menyampaikan berita penghukuman pada hari Tuhan (Zefanya 1-3:1-8), dan  menyampaikan berita akan janji keselamatan (Zefanya:3:9-20).

[6] Menarik untuk dibahas lebih dalam, bagaimana Allah berjanji akan keselamatan bangsa itu? Hal ini yang dibahas penulis, cakupan akan janji keselamatan yang Allah berikan kepada bangsa  Israel. 

 

  

 PEMBAHASAN

 

2.1. Penyembahan bangsa-bangsa (Ay. 9-10)

 Karakter Yahweh mencakup kekudusan, keadilan, kebenaran dan tidak toleran terhadap dosa (lih. ay 8), itu juga mencakup kasih karunia yang juga akan diberi. Penghakiman yang berapi-api akan dijatuhkan secara adil atas semua orang, tetapi tidak untuk pemusnahan total mereka (ay. 8). Melainkan untuk  penyucian bangsa-bangsa (ay. 9-10). 

Sisa umat Allah yang benar, akan tetap ada setelah semua dosa dan pemberontakan disingkirkan (ay. 11-13). Nabi memanggil orang-orang untuk bersukacita dalam anugerah ini (ay. 14-17), yang dikerjakan hanya oleh Yahweh sendiri (ay. 18-20). Lalu apa yang Tuhan kerjakan bagi  bangsa-bangsa? itulah yang  lihat dipoin selanjutnya.

 

2. 1. 1.Bibir yang bersih

Kata "tetapi" dalam permulaan ayat 9 menunjukkan adanya perbedaan yang kontras antara perikop sebelumnya dengan bagian ini. Apakah perbedaan itu? Pada bagian ini disebutkan bahwa Allah berjanji memberikan "bibir yang lain kepada bangsa-bangsa yakni bibir yang besih"(ay 9a). 

Frasa "Aku akan memberi bibir yang lain kepada bangsa-bangsa" dalam bahasa aslinya "ki az ehpok el ammim"  yaitu Qal imperfeck dari akar kata "haphak" yang berarti "I will restore the peoples" tense ini menunjukkan bahwa Allah akan memulihkan bangsa-bangsa di masa yang akan datang (future). 

 Pemulihan yang Allah kerjakan bagi bangsa-bangsa di masa yang akan datang dalam LAI, menyatakan bahwa Allah akan memberikan bibir lain kepada bangsa. Menurut Palmer Robertson "bibir  yang lain" digambarkan sebagai serafim Allah yang pernah membersihkan Yesaya (6:5-7)

.[7] Hal ini lah yang diberitahukan oleh nabi Zefanya  bahwa Allah terlibat penuh kepada bangsa Israel dan kepada bangsa-bangsa. Zefannya menggarisbawahi perlunya keterlibatan langsung Allah dalam kegiatan penting ini. Tidak seorang pun yang bisa melakukan ini, kecuali Yang Mahakuasa itu sendiri, yang dapat melakukan tugas semacam ini dalam skala yang begitu besar.

Berbeda dengan perannya sebagai hakim dan juru sita, melaksanakan hukuman yang telah ditetapkan (ayat 8), Yahweh mengambil peran baru sebagai penyelamat. 

Dia akan 'mengubah' ('mengubah'), bibir (ucapan',) orang-orang (1:4; 3:12, 19-20 ), memurnikan mereka (lih. Ayb 33:3) sebagai serafim Allah membersihkan Yesaya (Yes 6:5-7). Dalam LAI  menggunakan frasa "bibir yang bersih", dan dalam bahasa aslinya berasal dari frasa " "  yang artinya "pure a language". Hal ini menunjukkan, arti penting dari frasa ini ditemukan dalam pernyataan berikutnya: bahwa mereka semua boleh memanggil nama Yahweh. 

Dari antara semua bangsa non-Yahudi akan muncul suatu bangsa yang akan mengucapkan dengan bibir yang paling murni kata-kata yang paling suci. Mereka akan memanggil nama Yahweh untuk keselamatan. Di sisi lain, L. Smith mengatakan bahwa nabi Zefanya teringat akan peristiwa Babel, bahwa bangsa --bangsa dahulu mempunyai "satu bahasa".[8] Akan tetapi menjadi dihancurkan Tuhan karena kecongkakan mereka.

 Hal ini lah yang mau disampaikan bahwa semua bangsa-bangsa tidak mempunyai bahasa yang benar di hadapan Allah. Lihat Yesaya, dan bangsa Israel(Yes.6), ketika mereka  menyadari bahwa "bibirnya najis". Sehingga pelu pemurnian bagi seluruh bangsa-bangsa. Lalu,  mengapa perlu dimurnikan? Apa tujuan Allah memurnikan bangsa --bangsa dengan memberikan bibir yang bersih? Tujuannya ialah mereka sekalian memanggil Tuhan, beribadah kepadanya dengan bahu-membahu. 

Tujuan pemurnian, seperti pembersihan Yesaya, adalah untuk menyapa Tuhan dengan tepat. Ini adalah untuk memanggil nama Yahweh (lih. Kej 4:26; 1 Taw 16:8; Maz 105:1; Yes 12:4) dalam penyembahan dan pelayanan (lih. Kel 10:26; Bil 8:11; Yosua 24:14-15, 18-19, 21-22). 

 

2. 1. 2. Beribadah dengan bahu-membahu

Sebagaimana yang sudah dibahas di atas tujuan Allah memulihkan bangsa-bangsa adalah supanya mereka memanggil nama Tuhan dan beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu. Apa yang dimaksud dengan   "beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu" . 

Dalam bahasa Aslinya frasa ini berarti "to serve Him one with accord" (leabedow sekem ehad), yaitu Qal infinitive, sebuah bentuk keinginan untuk melayani Allah bersama-sama dengan adanya suatu kesepakatan, persetujuan, harmoni/keserasian". Jadi "bahu- membahu" ini berarti satu dengan yang lain sepakat, setuju, kompak dan harmoni untuk melayani Allah.

W. Baker, mengatakan  Allah tidak hanya memberikan bibir yang bersih, tetapi tetapi juga dengan hidup mereka yang sudah dimurnikan, sehingga mereka akan melayani Allah sebagai responya. 

Selanjutnya dia mengatakan orang-orang yang bertobat kepada Yahweh ini akan mengungkapkan pemujaan mereka kepada Tuhan mereka akan mengambil tugas berat menjadi hamba yang paling rendah.[9] "Menekuk bahunya untuk menanggung beban" (lih. Kej 49:15), artinya Orang bukan Yahudi yang bertobat akan dengan senang hati melayani dan beribadah kepada-Nya.

 Di sisi lain Palmer Robertston mengatakan, sebenarnya nabi Zefannya sedang membayangkan komunitas gabungan Yahudi dengan Non-Yahudi yang sedanbg melayani Allah dengan satu hati.[10]

 

2. 1. 3. Membawa persembahan kepada Allah (Ayat. 10)

Pada ayat 10 disebut bahwa, "dari seberang sungai-sungai negeri Etopia orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak akan membawa persembahan kepada Ku". Pada bagian ini disebut bahwa bangsa-bangsa yang berserak membawa persembahan kepada Allah. 

" kata membawa persembahan dalam bahasa aslinya " Yowbilun minhati" yaitu Hiphil imperpect, dari akar kata yabal yang artinya "shall bring My offering". Tense ini menujukkan bahwa bangsa-bangsa itu akan membawa persembahan kepada Allah. Namun, yang menjadi pertanyaan siapa yang dimaksud pada bagian ini?

 

Baker mengatakan ada keragaman geografis dimana orang-orang yang akan berpaling kepada Allah (ay. 9) ditegaskan dengan menggambarkan satu kelompok seperti itu dari Sungai Nil Hulu (sungai Kush; lih Yes 18:1; Zef 2:12). [11] Di sisi lain, Smith mengatakan bahwa orang dimaksud pada ay.

 10,  ini ialah bangsa Israel yang sudah tercerai-beraikan tapi tidak menutup kemukinan, bisa saja bangsa bangsa yang sudah tercerai beraikan(konteks kaj 11). [12].

 Berbeda dengan tafsiran Alkitab masa kini, mengatakan bahwa yang dimaksudkan di sini mencakup bangsa-bangsa yang paling jauh,  karena  Etiopia bagian yang paling jauh menurut mereka banyangkan. Dari pandangan para ahli ini penulis lebih setuju kepada Smith, haI dapat dilihat penggunaan kata "orang orang-Ku", dalam bahasa Ingris (My crattered". Pengunaan kata "Ku" sering ditujukan kepada bangsa Israel. Tetapi tidak menutup kemungkinan kepada bangsa-bangsa yang sudah mengalami pemurnian dari Tuhan.

 

Mereka akan membawa persembahan Tuhan (lih. Kej 4:3; Maz 72:10; Hos 10:6). Orang-orang ini digambarkan sebagai mereka yang berdoa kepada Tuhan ('pemohon', AV, RSV, NEB, JB; lih. Kej 25:21; Kel 8:30; Ayb 33:26), menunjukkan pertobatan mereka kepada-Nya sebagai Tuhan dan penyedia. Mereka tercerai-berai dan tercerai-berai (lih. Kej 11:4; Bil 10:35; Zak 13:7), pernah secara geografis terpisah dari pusat tindakan kasih karunia Allah di tanah perjanjian. 

Bahkan orang Etiopia berada di bawah pengawasan kedaulatannya, dan dia menyebut mereka 'milikKu' (lih. Yes 18:7; 19:18-25; 45:14; Kis 8:26-39). Pertobatan yang disertai perubahan hidup pasti mendapat pengampunan dari Tuhan. Apa yang Tuhan kerjakan kepada bangsa Israel sendiri?

 

2. 2. Penyucian Israel (Ay. 11-13

 

Pada bagian sebelumnya Allah sudah melakukan perkara besar bagi bangsa-bangsa dan bagi Israel. Akan tetapi, hal itu rupanya masih belum cukup bagi Israel. Sebagai Allah yang adil, Ia menghukum semua bangsa akibat keberdosaan mereka, Allah juga pengasih, dia mengasihi bangsa-bangsa dan bangsa Israel. Tindakan kasih Allah terjadi bila bangsa itu hidup benar dihadapannya. Apa janji Allah bagi bangsa itu?

 

2. 2.1. Pengampunan dari Tuhan (ay. 11)

 Dalam ayat 11 ini, dimualai dengan kata "In that day". Ungakapan pengantar "pada hari itu" dipahami hanya sebagai klausa adverbal yang berarti " maka". Tetapi konteks yang lebih luas dari nubuat Zefanya ini ialah  ke hari di bagian sebelumnya, menunjukkan bahwa Frasa tersebut lebih spesifik merujuk pada hari TUHAN. 

[13]Hari besar ini akan mencakup pembersihan dosa dari sisa-sisa Israel, serta penghancuran orang fasik (11). Bangsa itu tidak akan mendapat malu, bukan berarti mereka tidak bersalah. Betapa hebatnya hari itu bahwa Tuhan menyingkirkan rasa malu dari bangsa itu. 

 

2. 2. 2. Wujud bangsa yang sudah ditebus (12-13)

Pada bagian ini disebut, "diantaramu akan kubiarkan hidup umat yang rendah hati dan lemah". Menarik untuk diperhatikan, mengapa Allah mengatakan ini kepada bangsa itu? Roberston mengatakan bahwa nabi Zefanya saat itu melihat, bahwa dosa kesombongan sebagai penyebab utama kehancuran Yehuda yang tak terhindarkan.[14]

 Jadi kerendahan hati yang tulus dihadapan Tuhan harus menjadi karateristik utama dari sisa-sisa yang dibawa melalui pembersihan penghakiman. Sisa --sisa ini ditunjuk sebagai "orang yang rendah hati dan miskin".   

 

2. 3.  Seruan untuk sukacita( Ay. 14-17)

 

Pada bagian ini dituliskan "Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-sorailah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem!". Penting untuk diketahui bahwa ayat 14 jika dilihat dalam bahasa Aslinya bersifat Qal Imperative. 

Artinya, umat diperintahkan untuk terus menerus bersorak-sorai, bertempik-sorai, bersukacita dan beria-ria dengan segenap hati. Ini merupakan sebuah penegasan yang sangat penting bahwa menginginkan umatNya setiap saat dalam kondisi apapun untuk bersukacita. 

Roberston menjelaskan ini merupakan  contoh tripartit paralelisme sinonim, di mana ide yang sama diulang tiga kali dalam kata-kata yang berbeda ini merupakan sebuah penekanan yang harus dilakukan oleh umat Allah untuk bersukacita. Sebagaimana hal itu dapat dilihat ( Yes 54:1; Zak 2:10), berteriak (lih. Yes 44:23; Hos 5:8; Zak 9:9) dan dengan sukacita 'bergembira' (RSV). 

[15] Apa yang menjadi dasar perintah ini diberikan? Mengapa hal tersebut sangat ditekankan? Pada ayat 15 dengan jelas memproklamirkan dasar bersukacita karena TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atas bangsa itu, menebas binasa musuhnya, dan Allah sendiri yang menjadi pahlawan yang memberikan kemenagan kepada mereka(17).  

 

2. 4. Janji Tuhan kepada bangsa Israel (18-20)

 Menjadi menarik untuk diperhatikan pada bagian sebelumnya, umat bersorai-sorai karena Tuhan telah menyingkirkan hukuman atas umat. Allah tidak hanya menyingkirkan hukuman atas umat, melainkan Dia juga memberi janji yang terdapat (ay.18-20). Ada beberapa yang dijanjikan oleh Allah terhadap umat-nya yaitu:

  • Mengangkat malapetaka supaya tidak menanggung cela (ay.18)
  • Bertindak terhadap segala penindas, menyelamatkan yang pincang, mengumpulkan yang terpencar (ay.19)
  • Membawa pulang, membuat umat menjadi kenamaan dan kepujian di antara segala bangsa di bumi serta memulihkan keadaan (ay.20)

 

Pada (ay.18) nabi Zefanya menegaskan akan janji Allah atas umat-Nya. Sebagaimana dituliskan: Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu agar umat tidak menanggung cela. Ada ahli yang berpandangan bahwa teks ini mengacu kepada umat yang sedang remuk hati, mengalami kesengsaraan. Dengan kondisi umat yang mengalami kesengsaraan, maka nabi Zefanya mengingatkan bahwa Allah akan mengangkat malapetaka atas umat. 

Sebagaimana yang tertulis dalam Yesaya 61:1 " Roh Allah ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara". [16] 

 

               Allah tidak hanya mengangkat malapetaka yang dialami oleh umat. Allah sendiri secara aktif bertindak terhadap penindas, menyelamatkan yang pincang, mengumpulkan yang terpencar, membawa pulang, membuat kenamaan dan kepujian di antara segala  bangsa di bumi dengan cara memulihkan keadaan umat-Nya. Pada ay.18 dengan sangat jelas menunjukkan bahwa Allah sendiri yang akan bertindak terhadap penindas. Ada ahli yang berpandangan bahwa kata "bertindak" pada bagian ini mengacu kepada menyingkirkan. Jadi Allah akan menyingkirkan para penindas. Semua tindakan Allah yang ditulis pada ayat19-20 merupakan tindakan pemulihan terhadap umat. Umat telah berdosa terhadap Allah, namun Dia kembali memulihkan keadaan yang semula yaitu relasi dengan-Nya. Pada bagian ini ada 2 yang sedang dipulihkan adalah yaitu dipulihkan secara historis dan spiritual.

 Secara historis, umat tidak lagi berada di tanah perbudakan. Secara historis sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa relasi umat dengan Allah pulih. Umat telah ditebus oleh Allah dan diadakan perdamaian. Penebusan yang dikerjakan oleh Allah menjadi jalan keselamatan bagi umat. Allah mendemonstrasikan kasih-Nya atas umat lewat pemulihan yang Dia kerjakan. [17]

 

 

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang dibahas di atas, penulis menyimpulkan bahwa Allah berjanji memberikan keselamatan kepada seluruh bangsa.  Tindakan ini diawali dengan pemulihan bangsa-bangsa. 

Karakter Yahweh mencakup kekudusan, keadilan, kebenaran dan tidak toleran terhadap dosa, itu juga mencakup kasih karunia yang juga akan diberi. Penghakiman yang berapi-api akan dijatuhkan secara adil atas semua orang, tetapi tidak untuk pemusnahan total mereka. Melainkan untuk  penyucian bangsa-bangsa. 

Sisa umat Allah yang benar, akan tetap ada setelah semua dosa dan pemberontakan disingkirkan. Allah memberikan keselamatan bagi seluruh bangsa dengan inisiatif sendiri. Memberikan pertolongan dari pelbagai problema hidup, sehingga Nabi memanggil orang-orang untuk bersukacita dalam anugerah ini, yang dikerjakan hanya oleh Yahweh sendiri

 

Daftar Pustaka

 David L. Baker, mari mengenal Perjanjian Lama Jakarta: BPK Gunung Mulia

 F. W. Busah, Pengantar Perjanjian Lama Jakarta : BPK Gunung Mulia

 Frank M. Boyd, Kitab Nabi-nabi Kecil Malang: Gandung Mas

 O. Palmer Roberston The Book of Nahum, Habakkuk, and Zephaniah, United States : Grand Rapid, Michigan

 David. W. Baker, TOTC, Nahum, Habakkuk and Zephaniah England: InterVarsity Pres, 2009

 Craigie,  Dua Belas Nabi  Jakarta : Anggota IKAPI, 1985

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun