2. 2. 2. Wujud bangsa yang sudah ditebus (12-13)
Pada bagian ini disebut, "diantaramu akan kubiarkan hidup umat yang rendah hati dan lemah". Menarik untuk diperhatikan, mengapa Allah mengatakan ini kepada bangsa itu? Roberston mengatakan bahwa nabi Zefanya saat itu melihat, bahwa dosa kesombongan sebagai penyebab utama kehancuran Yehuda yang tak terhindarkan.[14]
 Jadi kerendahan hati yang tulus dihadapan Tuhan harus menjadi karateristik utama dari sisa-sisa yang dibawa melalui pembersihan penghakiman. Sisa --sisa ini ditunjuk sebagai "orang yang rendah hati dan miskin".  Â
Â
2. 3. Â Seruan untuk sukacita( Ay. 14-17)
Â
Pada bagian ini dituliskan "Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-sorailah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem!". Penting untuk diketahui bahwa ayat 14 jika dilihat dalam bahasa Aslinya bersifat Qal Imperative.Â
Artinya, umat diperintahkan untuk terus menerus bersorak-sorai, bertempik-sorai, bersukacita dan beria-ria dengan segenap hati. Ini merupakan sebuah penegasan yang sangat penting bahwa menginginkan umatNya setiap saat dalam kondisi apapun untuk bersukacita.Â
Roberston menjelaskan ini merupakan  contoh tripartit paralelisme sinonim, di mana ide yang sama diulang tiga kali dalam kata-kata yang berbeda ini merupakan sebuah penekanan yang harus dilakukan oleh umat Allah untuk bersukacita. Sebagaimana hal itu dapat dilihat ( Yes 54:1; Zak 2:10), berteriak (lih. Yes 44:23; Hos 5:8; Zak 9:9) dan dengan sukacita 'bergembira' (RSV).Â
[15] Apa yang menjadi dasar perintah ini diberikan? Mengapa hal tersebut sangat ditekankan? Pada ayat 15 dengan jelas memproklamirkan dasar bersukacita karena TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atas bangsa itu, menebas binasa musuhnya, dan Allah sendiri yang menjadi pahlawan yang memberikan kemenagan kepada mereka(17). Â
Â