Mohon tunggu...
Rachmawati Ash
Rachmawati Ash Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, dan pegiat literasi

Hobi menulis, membaca dan menonton film romance. Kegiatan mengajar di SMA, menulis novel, cerpen, artikel dan bahan ajar. Mengisi materi literasi ke sekolah-sekolah di Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kemampuan Bahasa Pada Anak Usia Dini dan Pengaruhnya terhadap Kosa Kata Bahasa Indonesia

21 Januari 2024   17:21 Diperbarui: 21 Januari 2024   17:24 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok: Asih Rachmawati

Dari penelitian yang dilakukan di Taman Bacaan Masyarakat Rumah Sastra, kemampuan bahasa usia prasekolah  rata-rata perkembangan bahasanya sudah baik dan kosa kata yang dimiliki anak sudah cukup. Tetapi masih ada sebagian anak perkembangan bahasanya masih kurang dan kosa kata yang dimiliki anak juga masih kurang. Perkembangan bahasa akan berkembang baik jika sering adanya komunikasi anatar anak dan orang di sekitarnya.

Metodologi

Penulis ingin mengetahui apakah kemampuan bahasa anak usia prasekolah berkembang dengan baik di TBM Rumah Sastra pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan bahasa anak di usia prasekolah saat ini maka Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di TBM Rumah Sastra yang berada di komplek Griya Satria Jatibarang kidul, Brebes. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari pada bulan Desember 2023 sampai dengan Januari 2024.

Objek penelitian ini adalah anak-anak pengunjung di TBM Rumah Sasra sebanyak 12 anak. Subyek penelitian ini yaitu relawan yang sekaligus mentor belajar. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan melalui wawancara. Wawancara dilakukan dengan mentor TBM Rumah Sastra untuk mengetahui kemampuan berbahasa anak.

Hasil dan Pembahasan

kosakata tidak hanya mempersoalkan ketepatan pemakaian kata dan makna, tetapi juga mempersoalkan diterima atau tidaknya kata itu oleh semua orang. Hal itu karena masyarakat diikat oleh berbagai norma, menghendaki agar setiap kata yang dipakai harus cocok dengan situasi kebahasaan yang dihadapi. Perbendaharaan kata atau kosakata jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi frasologi, gaya bahasa dan ungkapan. (Kamilah siswati. 2022)

Hasil wawancara yang sudah dilakukan di peroleh informasi bahwa kemampuan Bahasa anak di TBM Rumah Sastra ini rata-rata sudah baik tetapi kemampuan bahasa pada anak yang masih kurang atau belum berkembang. Terkait dengan mengetahui nama panggilannya, Mentor mengatakan bahwa anak-anak di TBM Rumah Sastra sudah mengetahui nama panggilannya masing-masing dan anak juga sudah mengetahui nama panggilan temannya. Mentor juga mengatakan pada saat anak ditanya “siapa namamu?” anak bisa menjawab nama panggilannya dengan benar meskipun masih malu-malu saat ditanya dan saat menjawab. Terkait dengan pura-pura membacakan cerita bergambar pada buku menggunakan kata-kata sendiri, mentor mengatakan rata-rata sudah bisa tetapi masih ada anak yang belum bisa berpura-pura membaca buku cerita bergambar menggunakan kata-katanya sendiri. Masih ada anak yang malu-malu pada saat diminta membaca buku cerita bergambar menggunakan kata-katanya sendiri. Tingkat pendidikan, sewajarnya mempengaruhi penguasaan kosakata seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin luas pula cakupan penguasaan kosakatanya. Hal ini dapat diterima karena mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan berbeda, banyak istilah baru yang diperkenalkan pada jenjang yang lebih tinggi. (Kamila Siswati. 2022) Terkait dengan menyimak perkataan orang lain,  mentor mengatakan bahwa anak dapat menyimak perkataan orang lain misalnya pada saat mentor sedang berbicara dengan anak tersebut anak tersebut bisa menanggapi dan bisa memahami perkataan mentor. Tetapi ketika mentor sedang menerangkan di depan masih banyak anak yang tidak mau mendengarkan dan lebih suka berbicara dengan temannya sehingga anak tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Mendengarkan adalah proses menerima dan memahami sesuatu. Hal ini sangat penting karena jika seorang anak memiliki kemampuan mendengarkan yang baik, maka anak dapat memahami apa yang dijelaskan oleh guru atau orang dewasa lainnya dan juga mudah untuk dimaknai dalam kehidupan sehari-hari. (Maghfirah, 2019).

Tabel 1. Hasil Wawancara

No

Pertanyaan

Jawaban Responden

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun