Mohon tunggu...
Rachmad Resmiyanto
Rachmad Resmiyanto Mohon Tunggu... -

Saya adalah guru kecil pada sebuah perguruan Muhammadiyah di kota Yogya. Saya bukan siapa-siapa. Tak ada yang istimewa dalam diri saya. Saat ini saya sedang menempuh program pascasarjana Ilmu Fisika Universitas Gadjah Mada dan bekerja di bidang ekonofisika. Bidang ini merupakan pertemuan antara disiplin ekonomi dan ilmu fisika. Topik tesis saya adalah membuktikan bunga bank sebagai sistem yang destruktif dalam perekonomian dengan fisika. Saya dapat dihubungi melalui surat rachmadresmi [at] yahoo.com. Blog saya ada di http://rachmadesmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nubuwat

27 Juli 2011   04:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:20 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Istriku hanya menambah senyumnya. Kedua bola matanya memandang merunduk. Setelah satu pekan keluar rumah menjalani hari-hari yang berat, wajah istriku membuatku bahagia. Dan aku tak sabar untuk bersegera mendekatinya.

“Jangan sentuh aku mas. Kumohon.” Istriku perlahan menjauhiku. Mencoba melepaskan sahutan kecil tanganku.

“Kenapa? Bukankah ini ajaran junjungan kita? Aku usai bepergian jauh dan inilah yang dianjurkan Nabi. Hari ini juga bukan siklusmu. Bukankah dinda juga tidak sedang berhalangan?”

“Iya mas. Aku tidak berhalangan. Iya, apa yang kau inginkan adalah juga anjuran Nabi.”

“Lalu, kenapa dindaku? Ada apa sebenarnya?” Aku kian penasaran. Perlahan amarahku merayap ke kepala.

Istriku terus memohon agar aku tak menyentuhnya. Ia mengangsur kakinya sedikit demi sedikit menjauhiku. Semakin aku mendekatinya, ia kian berusaha menjauh.

“Kenapa dinda?”

“Mas, ceraikan aku sekarang!”

Kalimatnya seperti halilintar. Sambarannya menyentak hati keras sekali. Detak jantungku langsung berkejaran.

“Dinda, bukankah selama ini kau tiap hari hanya menginginkan ridhaku? Tidak takutkah engkau dengan ancaman baginda nabi?”

Dalam khazanah kenabian, seorang istri dilarang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan yang jelas. Istri yang demikian kelak hanya akan menemui neraka di hari kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun