“Ada kabar apa nih Yuna, Kai?”
“Begini bu, saya dan Yuna bersedia untuk mengambil tawaran beasiswa yang ibu tawarkan kemarin.”
“Wah, bagus dong! Kebetulan nih, lusa nanti hari sabtu penutupan pendaftarannya. Nanti ibu catat ya dokumen apa saja yang perlu kalian siapkan. Mungkin agak sedikit mendadak ya, tapi ibu yakin kalian bisa. Terima kasih ya Yuna dan Kai.”
Belum apa-apa Yuna sudah kepikiran emak lagi.
“Ada apa nih duo bucin keluar kantor?” Lilli si biang rusuh tiba-tiba muncul bak jailangkung.
“Lili, udah ah ayo ke kelas.” Tarik Leyyia sahabat karibnya yang memiliki sisi terbalik dari Lili.
“Eh tar dulu buset, aku curiga nih jangan-jangan kamu hamil ya? Sampe seludupan gitu dari kantor.”
“Aduh Lili, dijaga ah ngomongnya. Udah ayo jangan ngomong macem-macem. Nanti malah bikin heboh satu sekolah. Maaf ya Yuna, kita duluan.”
Seperti sudah biasa dengan perwatakan yang dimiliki Lili, Yuna tidak pernah menggubrisnya. Bagaikan angin lalu saja, tapi beruntung sekali Lili memiliki Leyyia pawangnya yang setia.
Di Rumah Sakit sepulang sekolah
“Alhamdulillah ya, kondisi emak udah mulai stabil. Hari ini emak udah bisa pulang. Tapi ingat loh, emak harus jaga pola makan dan istirahat yang cukup, jangan sampe sakit lagi ya. Yuna sayang emak, kangen juga sama masakan emak.”
“Iya bawel, emak juga sayang kamu.”
“Oh iya mak, Yuna udah konfirmasi soal beasiswa waktu itu yang di tawarin Bu Asri. Yuna tinggal siapin beberapa dokumen untuk persyaratan. Besok Yuna langsung kasihin Bu Asri, soalnya lusa udah mulai ditutup pendaftarannya. Do’ain ya mak, biar lancar dan nanti apapun hasilnya semoga itu yang terbaik.” Sembari memeluk emak dengan erat.
“Tanpa kamu minta, emak pasti selalu do’ain kamu. Kamu harus semangat, jangan banyak pikiran. Emak yakin kamu dan Kai pasti bisa. Tuh kebetulan keluarganya Kai udah dateng. Udah dulu pelukannya, malu diliatin kaya telettubies aja.”
Semenjak hari itu emak Yuna dirawat dirumah dibantu oleh ART kiriman keluarga Kai. Ya, emak Yuna dan keluarga Kai sangat sohib, mereka dulunya adalah rekan bisnis. Tak heran ketika masa sulit yang dialami emak Yuna saat ini, hanya keluarga Kai yang siap membantu tanpa meminta imbalan.
Dokumen yang dibutuhkan untuk pendaftaran beasiswa sudah disiapkan Yuna dan siap untuk diserahkan kepada pihak sekolah. Yang akan Yuna hadapi selanjutnya ketika telah dinyatakan lulus tes dokumen, ialah tes tertulis yang akan dilaksanakan di salah satu kampus bergengsi di Jakarta. Kemudian yang terakhir adalah tes wawancara. Seluruh rentetan tes yang Yuna hadapi berlangsung selama 3 bulan lamanya.
3 bulan itu Yuna hanya fokus pada beasiswa nya, dari awal dia dibekali dengan tekad dan yang bulat untuk membahagiakkan emaknya. Setiap malam, Yuna mengulang materi dan berkutik dnegan ratusan latihan soal. Tidak Cuma itu, do’a emaknya pun ikut andil dalam usaha Yuna.
“Alhamdulillah mak, tes nya udah beres. Lumayan menguras tenaga pikiran juga ya mak.” Menarik nafas panjang di pangkuan emak nya.
“Pokonya anak emak hebat, kita berdo’a ya semoga hasilnya yang terbaik. Pengumumannya kapan?”
“Katanya paling cepet 2 bulan lagi mak, paling telat udah pengumuman kelulusan sekolah.”
Tidak ada yang instan bukan, semuanya perlu usaha dan dedikasi yang tinggi. Tapi sekarang Yuna tinggal menunggu hasil dari jerih payahnya.