Masa sekolah adalah masa paling asyik bukan? Semua orang pasti punya cerita seru saat duduk di bangku sekolah. Apalagi masa SMA lekat dengan keseruan dan hal gila. Tapi cerita si ambis di masa SMA ini berbeda. Bagaikan roller coaster di wahana permainan.
“Oy makin cantik aja nih bos! Perawatan di emol mah beda ya.” Sapa Lili sambil berlari menghampiri Yuna.
“Apaansi Li! Pagi-pagi teriakannya udah kaya kenek angkot Blok M! Bising banget, kasian mana cempreng.”
“Heh macem-macem ya, kerjain tugas aku yang kemaren! Awas aja kalo ngga. Aku mau ke WC dulu. Kebelet tadi pagi mana sempet.” Pergi meninggalkan Yuna berjalan sendirian di koridor.
Begitulah kebiasaan Lili, mungkin juga sama dengan anak sekolah lainnya yang selalu menganggap enteng setiap tugas dan melemparkannya pada orang lain. Tapi tidak dengan Yuna, si paling ambis. Bagaimana tidak 24/7 waktunya dihabiskan bersama buku latihan dan soal-soal. Tapi tentu saja dengan itu akan membuahkan hasil yang bombastis.
Yuna selalu langganan peringkat 1 sejak dalam kandungan. Tak heran Yuna mendapatkan julukan beasiswa abadi sampai saat ini.
“Pagi Yuna, masih pagi udah cemberut aja nih. Udah sarapan belum? Sarapan itu penting lho!” Belum selesai Kai menggoda Yuna, Yuna sudah melayangkan buku tepat ke wajah Kai.
“Diem monyong! Bacot terus ah!”
“Pedes amat kaya seblak ceker level dower.”
“Oh iya Kai ngomong-ngomong soal uang yang aku pinjem waktu itu, aku minta maaf ya belum bisa balikin. Tapi aku janji deh kalo udah ada langsung aku kasih ke kamu.”
“Gausah dipikirin. Mending pikirin kesehatan emak kamu! Duit mah gampang urusan belakangan.”
Belakangan ini konsentrasi Yuna terbagi, karena emak nya masuk rumah sakit karena kadar gula nya yang sangat tinggi dan tak kunjung turun. Sudah terhitung 2 hari emak Yuna mendekam di rumah sakit. Emak Yuna adalah orang tua tunggal untuk Yuna, karena ayahnya sudah lama meninggalkan Yuna, sejak Yuna masih berumur 3 tahun. Selama emak Yuna di rawat, keluarga Kai lah yang membantu biaya rumah sakit emak Yuna.
“Selamat pagi anak-anak.”
“Pagi buuuuuuu.” Satu kelas kompak membalas sapaan Bu Asri.
“Bagaimana kabarnya? Hari ini siapa yang tidak hadir?”
“Seperti biasa bu, Alvaska tidak masuk hari ini. Lagi-lagi tanpa keterangan yang jelas.” Jawab salah satu murid di kelas itu.
“Kemana lagi itu anak. Baiklah anak-anak kita lanjutkan materi hari ini, sebelumnya kumpulkan tugas minggu lalu yang ibu berikan. Seperti biasa yang tidak mengerjakan silahkan untuk mengerjakannya diluar selama satu jam pelajaran.”
Tidak terasa pelajaran Bu Asri sudah berlangsung selama 2 jam lamanya. Di akhir jam pun Bu Asri teringat sesuatu.
”Hampir saja ibu lupa, Yuna dan Kai jam istirahat nanti temui ibu di ruang guru ya. Ada yang ingin ibu sampaikan pada kalian.”
“Baik bu.” Jawab Yuna dan Kai kompak.
Bel pun berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba. Hampir saja Yuna terlena jam istirahat dan melupakan pesan Bu Guru.
“Kai ayo kita ke ruangan Bu Asri sekarang. Sepertinya Bu Asri udah nungguin kita deh”
“Yah, ayo deh!” Kai kecewa harus menunda untuk menyantap bekalnya.
“Iyalah ntar aja makannya.” Tanpa basa-basi Yuna langsung menggeret Kai menuju ruang guru.
Di ruang guru