Syukurlah kalo begitu
“Jangan khawatir, aku sehat dan bahagia.” ujar Momota menenangkan
K-kamu.. tidak kecewa?
“Tidak." Momota menghela napasnya. “Untuk apa? Nikmati saja hidup ini. Mungkin Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih indah untukku”
Aruna tersenyum mendengarnya. Momota-nya memang baik-baik saja.
“Aruna”
Ya?
“Aku sudah membaca pesanmu, maukah kamu mengatakannya lagi?”
Aruna terdiam sejenak. Ia baru sadar bahwa ia mengirimkan kata sakral tersebut. Semburat merah muncul di pipi Aruna.
Tidak mau. Tidak ada pengulangan kalimat sakral itu.
Momota tertawa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!