Aku membayangkan betapa bingungnya raut wajah nya mendengar keinginan yang sebetulnya, aku hanya mencoba nya.
  Ini mimpi atau tidak. Aku justru mendapatkan respon yang positif darinya.
  "Fahirah, kan dari dulu, aku selalu mengingat kanmu, kapan kita menikah. Hal itu sudah pernah kita bahas beberapa bulan yang lalu. Bahkan teman-teman kita menjadi saksinya. Kalau memang ingin, agar kita menikah, aku akan menemui keluargamu untuk melamar mu.''
  Jawabannya, membuat aku tidak percaya. Bukan karena baru aku dengar tapi tentang wanita yang menjadi selingkuhan nya, itu bagaimana nasibnya.
  Dikepalaku terlintas banyak hal yang tidak masuk akal. Aku hanya tersenyum sendiri ketika jawaban itu yang keluar dari mulutnya.
  Karena itu, aku langsung menutup telepon ku tanpa memberitahu kan-nya.
  Jika dia serius pasti akan menelpon lagi dan jika tidak, aku nggak perlu menanggapi nya lagi.
  Selamat datang didunia tipu-tipu Rais.
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H