5. Keadaan Emosional: Prokrastinasi dapat disertai dengan perasaan bersalah, cemas, atau stres karena kesadaran menunda hal-hal penting yang harus dikerjakan. Prokrastinasi sering berkaitan dengan siklus emosi negatif dan kritik diri. Sebaliknya, kemalasan dapat disertai dengan rasa apatis atau ketidakpedulian terhadap aktivitas tanpa tekanan emosional yang signifikan.
6. Memahami perbedaan ini dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengatasi tantangan khusus yang dihadapi. Apakah berurusan dengan prokrastinasi atau kemalasan, menerapkan strategi seperti penetapan tujuan, manajemen waktu, membangun motivasi, dan mengatasi faktor psikologis yang mendasarinya dapat berkontribusi pada kehidupan yang lebih produktif dan memuaskan.
Menghadapi Prokrastinasi
Berikut adalah beberapa strategi menghadapi prokrastinasi:
1. Kenali dan Pahami Pola Prokrastinasi Diri: Kesadaran diri adalah langkah pertama dalam mengatasi prokrastinasi. Renungkan kecenderungan prokrastinasi diri, identifikasi alasan mendasar di baliknya, dan akui dampak negatifnya terhadap produktivitas dan kesejahteraan diri.
2. Tetapkan Tujuan yang Jelas dan Realistis: Menetapkan tujuan yang jelas, spesifik, dan dapat dicapai memberikan rasa arah dan tujuan. Memecah tugas yang lebih besar menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan dapat dikelola, membuat peta jalan yang membuat tugas tidak terlalu berat dan lebih dapat dicapai.
3. Kembangkan Keterampilan Manajemen Waktu yang Efektif: Manajemen waktu yang efektif sangat penting untuk memerangi prokrastinasi. Prioritaskan tugas berdasarkan kepentingan dan urgensi, alokasikan slot waktu khusus untuk setiap tugas, dan buat tenggat waktu untuk meningkatkan akuntabilitas.
4. Welas Asih: Berbaik hatilah pada diri sendiri saat menghadapi kemunduran atau kesulitan. Hindari kritik diri yang keras, karena dapat memicu prokrastinasi lebih parah. Perlakukan diri dengan pengertian, pemaafan, dan dukungan, berfokus pada progress dan bukan kesempurnaan.
5. Memanfaatkan Niat Implementasi: Niat implementasi berupa perencanaan tindakan spesifik untuk kapan dan di mana kita akan terlibat dalam suatu tugas. Dengan membuat rencana terperinci dan mengantisipasi potensi hambatan, kita dapat meningkatkan komitmen kita untuk menyelesaikan tugas dan mengurangi kemungkinan prokrastinasi.
6. Gunakan Teknik Behavioral Activation: Teknik Behavioral Activation dapat berupa keterlibatan dalam aktivitas yang mendorong emosi positif dan mengurangi perilaku lari dari masalah. Hancurkan siklus prokrastinasidengan memulai tugas-tugas kecil dan menyenangkan yang terkait dengan tujuan, secara bertahap membangun momentum dan motivasi.
7. Mencari Dukungan dan Pertanggungjawaban: Bagikan tujuan dan kemajuan dengan teman, anggota keluarga, atau kolega tepercaya. Memiliki seseorang yang dapat meminta pertanggungjawaban dan memberikan dukungan dapat meningkatkan komitmen dan motivasi kita secara signifikan untuk mengatasi prokrastinasi.
Pada akhirnya, yang harus diingat adalah mulai aja dulu. Kalau sudah mulai, yang penting ada progress. Tidak apa-apa jika kita mau menetapkan standar untuk hasil kegiatan atau pekerjaan kita, selama standar tersebut membuat kita lebih semangat untuk melakukannya, bukan justru membuat kita menghindar untuk mengerjakan atau menyelesaikannya.