Istilah quarter life crisis mengindikasikan bahwa banyak orang mengalami kesulitan dalam transisi mereka dari tahap perkembangan remaja menjadi dewasa. Mengakui kesulitan kita sudah merupakan satu hal baik, selanjutnya adalah mengidentifikasi penyebab kesulitan tersebut agar dapat ditangani dengan baik.
Selama transisi dari masa remaja ke dewasa, individu dapat menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastiani. Berikut adalah beberapa tantangan umum dalam transisi ini:
Identitas Diri: Banyak individu di masa dewasa awal bergulat dengan pertanyaan tentang identitas diri. Siapakah kita? Apakah kita didefinisikan oleh pekerjaan kita, atau jumlah harta kita, atau siapa pasangan kita, atau lingkaran pertemanan kita?Â
Kita jadi banyak mempertanyakan nilai-nilai kita, keyakinan kita, dan kita ingin menjadi orang yang seperti apa. Proses menemukan jati diri dan tujuan seseorang bisa jadi menantang dan terkadang membuat kewalahan.
Ketidakpastian Karier dan Profesional: Memilih jalur karier dan memantapkan diri secara profesional dapat menjadi sumber stres dan kebingungan yang signifikan selama dewasa awal. Banyak orang dewasa awal mungkin mengalami keraguan tentang karir yang mereka pilih, merasakan tekanan untuk membuat pilihan yang "benar", atau berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang memuaskan dan stabil.
Hubungan dan Tekanan Sosial: Masa ini sering berkaitan dengan hubungan romantis, persahabatan, dan dinamika keluarga. Kita dalam fase dewasa awal mungkin merasakan tekanan untuk menemukan pasangan hidup, membandingkan diri dengan orang lain dalam hubungan yang stabil, atau menavigasi dinamika perubahan dengan teman dan anggota keluarga saat semua orang berkembang.
Tekanan Finansial dan Kemandirian: Menyeimbangkan tanggung jawab keuangan, seperti tagihan, kebutuhan sehari-hari, tabungan, dan uang jajan, dapat membuat orang dewasa awal kewalahan. Di masa ini juga kita merasa sudah harus mampu menghidupi diri sendiri. Tekanan finansial dan kemandirian finansial dapat menimbulkan kecemasan dan tekanan selama masa ini.
Fear of Missing Out (FOMO): Prevalensi media sosial dapat memperkuat rasa takut ketinggalan pengalaman dan pencapaian yang sudah dialami oleh orang lain. Melihat kehidupan teman sebaya di media sosial dapat berkontribusi pada perasaan tidak mampu, perbandingan, dan perasaan bahwa seseorang tertinggal dalam hidup. Hal ini membuat kita merasa kurang dan harus menjadi lebih.
Ketidakpastian tentang Masa Depan: Masa dewasa awal sering membawa rasa ketidakpastian tentang masa depan. Orang dewasa awal mungkin bergulat dengan pertanyaan tentang tujuan jangka panjang mereka, di mana mereka ingin menetap, dan apa yang mereka inginkan dari kehidupan. Kurangnya jawaban yang jelas dan ketakutan membuat keputusan yang "salah" dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan
Kurangnya Jalan Hidup yang Jelas: Banyak orang dewasa muda mungkin merasa kewalahan karena kurangnya jalan atau arah hidup yang jelas. Mereka mungkin telah menyelesaikan pendidikan mereka tetapi tidak yakin dengan langkah selanjutnya atau sedang berjuang untuk menemukan hasrat dan tujuan mereka. Tidak adanya jalan yang ditentukan dapat menyebabkan perasaan bingung dan perasaan terombang-ambing.
Tekanan Eksternal: Tekanan eksternal dari keluarga, teman sebaya, atau masyarakat dapat memainkan peran penting dalam memicu quarter life crisis. Ekspektasi tentang pencapaian, pencapaian, dan norma sosial dapat menciptakan rasa urgensi dan stres, yang mengarah ke perasaan tidak puas dan krisis.