Mohon tunggu...
Putri Sabrina Uswatun Hasanah
Putri Sabrina Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

haloo^^ salam kenal semuanya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Neuroart: Optimalisasi Potensi Otak Melalui Seni

26 Juli 2023   08:28 Diperbarui: 26 Juli 2023   08:30 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Secara umum banyak masyarakat yang masih menganggap antara sains dan seni adalah kedua hal yang saling berlawanan. Namun, sebenarnya antara kedua ilmu ini saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain. Kedua ilmu ini memiliki landasan proses yang sama yakni berupa pengembangan kreatifitas, daya imajinasi dan pemikiran kritis. Menurut Henry Poincare dalam (Rahayu, 2013) yang merupakan seorang ilmuwan besar Perancis mengatakan bahwa "Melalui Sains dan Senilah peradaban ini memiliki makna", berdasarkan perkataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua ilmu ini sama-sama penting untuk dipelajari.

Penemuan terbaru dalam neurosains semakin membuktikan bahwa bagian-bagian tertentu otak bertanggung jawab dalam menata jenis-jenis kecerdasan manusia (Wijaya, 2018). Pendidikan harus dapat menghargai ciri khas pada setiap anak karena otak setiap anak berbeda-beda dan pontensi yang dibawa pun memiliki keunggulan serta keunikan masing-masing (Suyadi, 2015). Berdasarkan pemaparan tersebut kemampuan yang dimiliki anak dalam seni tidak lah langsung bisa digunakan, untuk mendapatkannya perlu diasah terlebih dahulu melalui belajar dan juga faktor lingkungan berpengaruh. Setiap orang telah terlahir dengan kemampuan seni, akan tetapi dengan kadar yang berbeda-beda.

Seni biasa di gunakan sebagai alat terapi, mengungkapkan perasaan sekaligus sarana berkomunikasi (Huliyah, 2016). Dalam proses belajar anak usia dini, dilakukan dengan memberikan konsep-konsep dasar yang nyata dan bermakna sehingga memungkinkan untuk memancing anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (Ariyanti). Segala bentuk seni dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam bidang pendidikan sekaligus metode sekaligus yang digunakan dalam proses pendidikan. Dalam pendidikan seni, anak dibebaskan untuk mengekspresikan apa yang ada dalam jiwanya baik itu melalui gambar, kegiatan menyanyi ataupun gerakan-gerakan tari. Bebas berekspresi membuat anak dapat mengembangangkan apa yang ada dalam dirinya, kreativitas anak untuk menciptakan sesuatu juga semakin berkembang.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif. Secara teknis dalam pengumpulan data dilakukan melalui metode studi literatur. Dalam metode ini studi literatur berfungsi sebagai tuntunan dalam mengkaji suatu masalah penelitian. Data yang di kumpulkan berupa data sekunder yang diperoleh melalui literature terkait disertai dengan proses analisis yang melibaatkan berbagai sumber informasi berupa artikel jurnal ilmiah, buku, dan dokumen sebagai pendukung sumber data yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis, direduksi, disajikan terakhir penarikan kesimpilan dan verifikasi. Dalam penelitian ini dikhususkan pada studi kasus mengenai hubungan antara neurosains dan seni terhadap optimalisasi perkembangan anak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Seni dan Perkembangan Otak Anak Usia Dini

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) seni diartikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu atau karya yang diciptakan dengan keahlian luar biasa, seperti tari, lukis dan ukiran. Saat anak berusia dini perkembangan otak terjadi sangat cepat. Kurangnya stimulasi yang di dapatkan otak saat masa ini akan sangat berpengaruh besar. Oleh karena itu dibutuhkannya stimulasi yang tepat guna membantu pertumbuhan dan perkembangann otak anak.         Melalui pendidikan seni secara bersama akan menjadikan otak kanan dan kiri anak berkembang secara baik.

Pentingnya dalam memberikan pendidikan seni kepada anak adalah untuk menstimulasi perkembangan otak. Otak kanan dan kiri akan berkembangan lebih baik walaupun dengan cara kerja yang berbeda. Otak kanan dominan dalam merespon kesan visual, kreativitas, imajinasi dan sensitivitas. Otak kiri dominan dengan kegiatan membaca, menulis, berbicara dan hal yang berkaitan dengan logika. Melalui pemaparan tersebut dengan menggunakan pembelajaran seni sebagai stimulasi otak anak maka akan berdampak baik bagi otak kanan dan kiri sekaligus.

Dengan menggunakan seni, selain melatih krativitas dan imajinasi anak yang berdampak pada stimulasi otak kanan, seni juga dapat melatih cara berpikir kritis anak sehingga otak kiri pun ikut terstimulasi. Keutaman dari mempelajari sebuah seni adalah diperolehnya ruang bagi ekspresi diri, kesenian dapat menjadi wadah bagi penyaluran perasaan, dan juga pengungkapan pikiran tak sadar melalui berbagai bentuk aktivitas kesenian yang menarik akan menimbulkan kesenangan dan kepuasan (Anggraini, 2019). Sebuah karya seni yang dibuat anak dalam kegiatan belajar sambil bermain menjadi bentuk ekpresi perasaan positif maupun negatif Karya seni juga dapat berupa media komunikasi untuk memahami keinginan dan juga harapan anak.

Berbagai aktifitas seni rupa diterapakan dalam kegiatan pembelajaran yang kemudian menghasilkan karya anak. Hasil berbagai penelitian membuktikan bahwa penerapan beragam jenis kegiatan seni dapat menstimulasi kemampuan sensori motorik yang meliputi kekuatan tangan dan jari tangan dalam seni rupa dan musik, koordinasi mata dan tangan dalam kegiatan tari dan music (Nurul Kusuma Dewi, 2018). Seni juga kerap digunakan sebagai alat terapi dan juga sebagai sarana berkomunikasi dan juga pengungkapan perasaan (Huliyah, 2016). Terapi yang popular dengan menggunakan seni adalah terapi menggambar. Menggambar merupakan aktifitas menyenangkan untuk anak dalam mengekpresikan pikiran dan perasaan dalam bentuk simbol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun