Mohon tunggu...
Putri Nur Indah Pratiwi
Putri Nur Indah Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Ayam kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta yang Tidak Dikenal

16 Mei 2016   00:21 Diperbarui: 23 Mei 2016   19:42 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://d.wattpad.com/story_parts/204534476/images/14268fc9358de8c1.jpg

"Perempuan itu, secantik dan secerdas apapun dia, kodratnya tetap dipilih. Sedangkan Laki-laki, seburuk apapun rupa dan tingkah lakunya, kodratnya tetap memilih."

"Perempuan itu nggak boleh milih. Di mana-mana mah Laki yang milih!"

Kalau saya seorang pemilih dan memandang harta di atas segala-galanya, pasti saya sudah menjatuhkan pilihan kepada Pilot. Kenapa? Karena sejak SMP dulu, saya memang sudah kagum dengan Pilot. Menurut saya, Pilot itu orang tercerdas, terdisiplin, dan terbertanggungjawab yang pernah ada di dunia ini. Selain itu, kita semua pasti tahu kalau gaji seorang Pilot itu... tidaklah kecil. Menurut video di Youtube yang pernah saya tonton, bisa lah seorang Pilot mengantongi sekitar 60-70 juta rupiah per bulannya. (Maaf, bukan berarti saya mengatakan bahwa Pacar/Istri seorang Pilot itu adalah Perempuan yang matre, ya.)

Tapi saya tidak seperti itu. Nyatanya, saat ini, saya justru jatuh pada seorang Lelaki yang bukan Pilot. Malahan Beliau memiliki rambut-rambut yang tumbuh di sekitar wajahnya. Rambut-rambut yang membuat saya geli. Ya, saya seorang yang geli-an. Seorang teman yang berbisik di telinga pun, meskipun saya mengenakan kerudung, pasti akan tetap terasa gelinya. Membuat saya menjadi merinding.

Padahal, sedari kecil dulu, saya selalu mengingat pesan para tetangga ketika saya sedang menyapui halaman rumah,

"Nyapunya yang bersih, ya. Biar Suaminya nggak brewokan."

Sehingga membuat saya benar-benar bersih ketika menyapu dan tidak membiarkan sehelai daun pun tertinggal. Sampai sekarang.

Nyatanya apa? Saya justru jatuh pada seorang Lelaki yang di sekitar wajahnya ditumbuhi rambut-rambut. Bahkan, Lelaki yang tidak saya kenal dan belum pernah saya temui sebelumnya. Aneh, bukan?

Banyak Laki-laki di luar sana (baca: tempat yang saya singgahi setiap hari) yang sebenarnya cukup baik, berwajah ganteng, dan jelas-jelas saya temui secara langsung setiap harinya, tapi entah mengapa tidak ada yang berkenan di hati saya. Sedangkan pada orang yang belum pernah ditemuilah, justru hati ini dijatuhkan.

Di sisi lain, saya juga dihadapkan dengan kenyataan bahwa Beliau adalah orang 'besar'. Sebagai orang 'besar', sudah pasti Beliau memiliki banyak teman, baik itu Laki-laki maupun Perempuan. Hal lain yang membuat saya tidak percaya diri untuk me-What'sApp Beliau adalah karena teman-temannya itu. Terutama teman Perempuan.

Membuat saya selalu berpikir,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun