Mohon tunggu...
Putri Nur Indah Pratiwi
Putri Nur Indah Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Ayam kampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta yang Tidak Dikenal

16 Mei 2016   00:21 Diperbarui: 23 Mei 2016   19:42 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://d.wattpad.com/story_parts/204534476/images/14268fc9358de8c1.jpg

"Pengin kenalan dan ngobrol langsung tapi nyali gak sebesar itu."

Persis seperti yang saya rasakan.

Perbedaan antara kisah saya dengan si Mawar ini adalah pada kenyataan. Beliau sudah melihat si Mas Dokter secara nyata. Sedangkan saya? Melihatpun belum pernah. Hanya sebatas melihat di Twitter dan menjawab setiap tweet-nya yang menurut saya bisa saya balas. Si Mas juga punya kontrol untuk menjawab atau tidak komentar-komentar yang dilontarkan. Kalau memang tidak dijawab... ya sudah.

Perbedaan lainnya adalah teman-teman saya yang lain, yang memiliki nyali lebih besar, mereka berinisiatif untuk me-What'sApp si Mas Dokter seolah-olah What'sApp itu berasal dari si Mawar. Masalah yang dibahas? Seputar kesehatan tentunya. Karena keduanya memang sesama orang kesehatan walau beda profesi. Ketika What'sApp-nya berhasil dibalas, betapa senangnya kami sebagai teman. Bahkan mungkin si Mawar ini tidak bisa tidur saking senangnya. Ketika Idul Adha 2015 lalu tiba, si Mawar bahkan sudah berani untuk me-What'sApp si Mas Dokter terlebih dulu dan mengucapkan Selamat Idul Adha. Senangnya.

Sedangkan saya? Apa yang harus saya lakukan? Tidak ada yang membantu saya untuk me-What'sApp si Mas ini. Apa yang mau saya bahas? Kami memiliki latar pendidikan yang berbeda. Kalau saya membicarakan masalah pemeriksaan urin, bisa saja Beliau membicarakan masalah pajak.

Apa yang harus saya lakukan?

Mei, 2016.

"Apa yang harus aku lakukan ketika aku menyenangi seorang Lelaki yang hanya aku kenal lewat Twitter tapi aku berhasil memiliki nomor handphone-nya?" Tanya saya kepada seorang teman yang lain.

Beliau menjawab, "Lo kasih aja emot senyum."

"Hah?!"

"Iya. Jangan What'sApp yang resmi kayak, 'Halo, saya Putri. Saya dapat nomor kamu dari bla bla bla...' karena justru ada orang yang ketika lo gituin malah ngerasa, 'Ih, ini orang apaan sih?!' atau ada juga yang bakal senang, 'Wah! Ternyata ada yang perhatian nih sama gue sampai sebegininya.' Dan kita kan gak tau dia tipe yang pertama atau yang kedua, maka dari itu, lo kasih emot senyum aja. Toh, kalau dia memang penasaran, pasti akan direspon."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun