Mohon tunggu...
Putri Musalamah
Putri Musalamah Mohon Tunggu... Psikolog - Konselor, trainer, SDM dan fasilitator parenting

9 tahun menggeluti dunia pendidikan dan konseling remaja, tertarik dengan ilmu parenting. Kini menfokuskan diri di bidang SDM dan HRD.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keramat

25 Januari 2025   10:36 Diperbarui: 25 Januari 2025   09:58 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Supir ambulan menambah kecepatan laju mobilnya, jalanan yang bergeronjal membuat mobil bergoncang, setengah mati dr Aisyah dan Jojon melindungi pasien. Sampai akhirnya mobil ambulan behenti.

Terlihat beberapa petugas medis sudah bersiap didepan pintu mobil, dengan sigap pasien di keluarkan dari mobil ambulan dan benar keluarga ini memindahkan isi rumah sakit. Semua yang dibutuhkan sudah tersedia lengkap beserta petugas medisnya.

" Status pasien?" ucap seseorang dengan jas dokter.

" Kritis" ucap dr Aisyah sambil memberikan rekam medis.

Setelah melihat sejenak dokter langsung masuk dan memberikan  perawatan. Keluarga pasien nampak sibuk lalu lalang mengurus sesuatu. Saat putra tertuanya lewat dr Aisyah sudah tidak mampu lagi menahan rasa penasarannya.

" Tolong jelaskkan apa yang terjadi, saya berhak tau".

" Nanti dokter saya akan jelaskan semuanya" ucap putra tertua.

Jojon dan dr Aisyah hanya bisa memandangi orang-orang sibuk dengan urusan mereka, Sampai salah satu putri tertua dari kelaurga itu datang menghampiri mereka.

" Dokter terima kasih bantuannya, ini sekedar uang lelah untuk dokter dan asisten dokter" ucap putri tertua sambil memberikan amplop tebal.

" ini sudah menjadi tugas saya, tapi kalau boleh tahu, sebenarnya apa yang terjadi?".

" Panjang ceritanya, ayah kami adalah seorang pengusaha, kami memiliki harta berlimpah. Tapi kekayaan itu tidak pernah membuat ayah hidup bahagia. Asal dokter tahu ini adalah kesekian kalinya ayah harus dioperasi. Sudah tak terhitung pengobatan yang kami lakukan. Mulai dari pengobatan di China, Eropa, Amerika sampai kembali ke Indonesia. Tapi semua pengobatan itu gagal. Ayah kami tidak kunjung sembuh, satu penyakit sembuh penyakit lainnya datang, begitu seterusnya. Ayah begitu menderita kami anaknya juga turut menderita, bukan hanya biaya tapi waktu dan tenaga. Kami sudah putus asa dengan pengobatan ayah, sampai datanglah guru spiritual kami yang berpesan, ayah tidak pernah bisa mati  jika beliau tidak mengaku salah dan memohon maaf pada orang tuanya. Saya tidak tahu dosa apa yang pernah dilakukan ayah, tapi kakek kami seolah menutup rapat pintu maafnya. Ayah juga keras kepala, berkali-kali kami memintanya untuk minta maaf tapi ayah menolak. Nenek kami sudah meninggal, kemarin kami sudah kunjungi makamnya, tinggal kakek. Kondisi kakek juga tak jauh berbeda dengan ayah, kakek sakit keras, sudah berbulan-bulan kakek hanya hidup dari cairan infus. Ajaibnya kakek masih bertahan sampai saat ini. Itulah sebabnya kami bersikeras membawa ayah kemari. Penderitaan ini harus di akhiri, keegoisan keduanya harus sama-sama dihancurkan. Apapun yang terjadi setelah ini kami pasrah" ucap putri pasien sambil menahan air matanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun