Â
Sedangkan secara istilah adalah usaha melatih jiwa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan duniawi untuk bertaqarrub kepada Tuhan sehingga jiwanya menjadi bersih, mencerminkan akhlak mulia dalam kehidupannya, dan menemukan kebahagian spiritualitas.[7]Â
 Dalam perkembangannya tasawuf terbagi menjadi 4 bagian, ada tasawuf akhlaki, tasawuf irfani,tasawuf falsafi dan tasawuf amali. Dari 4 macam tasawuf tersebut penulis fokus pada pembahasan tasawuf akhlaki, yang mana tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara ilmu tasawuf dengan ilmu akhlak. Akhlak erat hubungannya dengan perilaku dan kegiatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya. Jadi, tasawuf akhlaki dapat terealisasi secara utuh, jika pengetahuan tasawuf dan ibadah kepada Allah SWT dibuktikan dalam kegiatan sosial.
[8] Oleh karena itu tasawuf akhlaki merupakan kajian ilmu yang sangat memerlukan praktik untuk menguasainya. Tidak hanya berupa teori sebagai sebuah pengetahuan, tetapi harus terealisasi dalam rentang waktu kehidupan manusia.
Â
Agar mudah menempatkan posisi tasawuf dalam kehidupan bermasyarakat atau bersosial, para pakar tasawuf membentuk spesifikasi kajian tasawuf pada ilmu tasawuf akhlaki, yang didasarkan pada sabda Nabi Muhammad SAW:
قلاخلأا مراكم متملأ تثعب انمإ
Artinya: “Sesungguhnya aku telah diutus untuk menyempurnakan kemuliaanÂ
Akhlak
Agar mudah menempatkan posisi tasawuf dalam kehidupan bermasyarakat atau bersosial, para pakar tasawuf membentuk spesifikasi kajian tasawuf pada ilmu
Diantara ciri-ciri dari tasawuf akhlakii adalah sebagai berikut:[9]