Dalam masyarakat yang beradab, seorang penghibur tidak akan lebih dihormati ketimbang pelajar yang memenangkan olimpiade fisika. Seorang pelacur atau pezina ditempatkan pada tempatnya, yang seharusnya tidak lebih tinggi martabatnya dibandingkan muslimah-muslimah yang shalihah. Begitulah akhlak kepada sesama manusia dalam Islam.Â
Akhlak juga terkait dengan ketauhidan, sebab akhlak kepada Allah mengharuskan seorang manusia tidak merserikatkan Allah dengan yang lain. Tindakan menyamakan Kholiq dengan makhluk merupakan Tindakan yang tidak berakhlak.Â
Karena itulah, maka dalam al-Qur‟an disebutkan, Allah murka karena Nabi Isa As diangkat derajatnya dengan Kholiq, padahal ia adalah makhluk. Tauhid adalah konsep dasar bagi pembangunan manusia beradab. Menurut pandangan Islam, masyarakat berakhlak haruslah meletakkan Kholiq pada tempat-Nya sebagai Kholiq, jangan disamakan dengan makhluk.[15]
 Itulah akhlak kepada Allah Swt. Nabi Muhammad Saw adalah juga manusia. Tetapi, beliau berbeda dengan manusia lainnya karena beliau adalah utusan Allah. Sesama manusia saja tidak diperlakukan sama, apa lagi kepada utusan Allah yang mulia.Â
Seorang presiden dihormati, diberi pengawalan khusus, diberikan gaji yang lebih tinggi dibandingkan gaji guru mengaji, dan sering disanjung-sanjung, meskipun kadangkala keliru. Makanya orang berebut untuk menjadi presiden karena menganggap presiden merupakan kedudukan terhormat dan memiliki kekuasaan besar sehinga dapat melakukan perubahan.[16]Â
 Dan mereka juga sudah merasa bahwa darinya memiliki karakter yang kuat dan cukup untuk memberikan perubahan di dalam negara. Karakter yang juga dimaknai sebagai sifat yang dimainkan seorang aktor dalam sebuah sandiwara, drama, atau lakon.Â
Berkarakter baik bisa diartikan sebagai ber- “peran“ baik dengan sifat-sifat yang diberikan kepadanya. Ia bukan sifat yang melekat erat dalam identitas diri. Bukan dorongan jiwa melainkan dorongan masyarakat. Mungkin tampak sangat manusiawi, tapi tidak yang mesti berdimensi Ilahi.[17]
 Sering kita temui pemimpin yang sangat berkuasa dan punya pengaruh yang luar biasa di masyarakat. Mampu menyelesaikan berbagai macam masalah dengan cepat dan tepat dihadapan manusia. Tindakannya selalu tegas serta punya prinsip yang susah untuk digoyahkan. Dia dikatakan memiliki karakter yang kuat. Walaupun ternyata dibalik itu dia memiliki wanita idaman lain (WIL).Â
Dan tidak pernah melaksanakan sholat ataupun mungkin puasa sesuai perintah agama. Tapi dia tidak dapat disebut sebagai pemimpin yang berakhlak.
 Integrasi Fikih dan Tasawuf sebagai Modal Pengembangan Kepribadian Muslim
 Ada lima komponen yang menjadi dasar pengembangan kepribadian Muslim. Dasar pertama adalah akidah yang benar, yang berdiri di atas keimanan yang benar, yang mendorong pada tindakan yang lurus. Dasar kedua ada model ideal yang menjadi uswah hasanah, teladan yang baik. Dasar ketiga adalah kapasitas diri untuk menjadi manusia pembelajar yang mencintai ilmu dan menerapkan ilmu dalam kehidupannya.Â