Mohon tunggu...
Purwanto
Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - Data Diri

Purwanto, Owner Ranyono Multimedia - Dosen STT Efata Salatiga - Ketua Umum Badan Kerjasama Gereja-Gereja Salatiga - BKGS Filosofi hidup KOLOSE 3 : 23

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengambilan Keputusan yang Efektif dalam Peningkatan Kualitas Organisasi

20 November 2016   11:52 Diperbarui: 4 April 2017   18:24 62964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengambilan keputusan yang efektif biasanya dibutuhkan dalam situasi yang mendesak. Agar dapat mengambil keputusan yang efektif, terdapat beberapa model pengambilan keputusan yang didasarkan pada sekumpulan asumsi yang berbeda dan menawarkan wawasan yang unik dalam proses pengambilan keputusan. Berdasarkan kajian literatur tentang model pengambilan keputusan yang efektif menurut tiga ahli yaitu Robert dan Kinicki (2005:5); Usman (2013:440); Weyne dan Miskel (2014) diperoleh simpulan bahwa terdapat beberapa model yang sama yaitu model Simon, model rasional, dan model klasik; namun demikian masih banyak model-model lain yang tidak sama yang dikemukakan oleh tiga ahli tersebut.

Pandangan ketiga ahli di atas yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan suatu model. Hal itu sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wayan R. Susila dan Ernawati Munadi (2007) mengenai Penggunaan Analytical Hierarchy Process Untuk Penyusunan Prioritas Proposal Penelitian, memperoleh hasil bahwa pengambil keputusan memerlukan model pengambilan keputusan yang dapat membantu mereka membuat pilihan secara komprehensif, logis, dan terstruktur.

Pandangan diatas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rebekka Rismayanti (2016), apapun gaya partisipasi pengambilan keputusan akan menjadi tepat ketika pemimpin benar-benar memikirkan tujuan yang paling tepat dari suatu proses pengambilan keputusan, memperhatikan betul referensi informasi yang diperoleh secara komprehensif, serta mempertimbangkan kondisi yang terjadi sebelum mengambil suatu keputusan. Ketiga hal ini diperlukan agar gaya partisipasi dapat dipilih secara tepat sehingga keputusan yang diambil tidak menimbulkan kesalahpahaman, melainkan dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak yang melakukan proses komunikasi secara bisnis.

Dari berbagai pengalaman empiris pengambilan keputusan tidak selalu  hanya cocok dengan satu model tertentu, namun biasanya melihat situasi dan kondisi. Dalam keadaan tertentu bisa menggunakan model rasional, namun di situasi yang lain dimungkinkan menggunakan model simon atau model klasik. Pemimpin harus jeli melihat situasi yang ada bagaimana menentukan pilihan saat pengambilan keputusan, dan menggunakan model apa yang terbaik dalam pengambilan keputusan tersebut. Di sinilah diperlukan seni mengambil keputusan.

Sementara itu, Veithzal Rivai (2009:746) mengemukakan tahapan-tahapan pengambilan keputusan yaitu meliputi: 1) Menetapkan masalah; 2) Identifikasi kriteria keputusan; 3) Alokasikan bobot pada kriteria; 4) Kembangkan alternatif; 5) Evaluasi alternatif; 5) Pilih alternatif terbaik.

Pengaruh Pengambilan Keputusan yang Efektif bagi Kemajuan Organisasi

            Sebagai mana yang telah dipaparkan oleh Usman, Husaini (2013 : 312), bahwa kemajuan suatu organisasi dipengaruhi oleh cara pemimpin dalam mengambil keputusan. Telah dilakukan beberapa penelitian yang searah dengan pendapat Usman (2013) tersebut.Juliyanti, Mohammad Isa Irawan, dan Imam Mukhlash (2011) melakukan penelitian tentang Pemilihan guru Berprestasi menggunakan metode AHP-TOPSIS. Penelitian tersebut menghasilkan temuan yaitu  adanya suatu sistem pengambilan keputusan dapat membantu proses pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan sehingga bisa dilakukan proses perhitungan yang lebih efektif dan efesien.         

            Penelitian senada dilakukan oleh Budiono (2014), tentang Pengaruh Komunikasi Organisasi, Kecerdasan Emosi dan  Pengambilan  Keputusan terhadap Implementasi Peran Kepemimpinan Kepala SD menemukan beberapa temuan yaitu: 1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada kecerdasan emosi yang dimiliki dan direalisasikan kepala sekolah terhadap implementasi peran kepemimpinan; 2) Pengambilan keputusan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap implementasi peran kepemimpinan sekolah dasar. Dengan kata lain, adanya pengambilan keputusan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam suatu organisasi/lembaga.

            Wiwik Setyowati (2012) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, Kerjasama Kelompok dan Pengambilan Keputusan terhadap Kinerja Guru dan Karyawan di SMK memperoleh hasil bahwa pengambilan keputusan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru dan karyawan. Oleh sebab itu faktor pengambilan keputusan perlu untuk dibina dan dipertahankan. Wiwik juga menambahkan peluang pemimpin untuk mendorong peningkatan pengambilan keputusan kerja guru dan karyawan dengan berlandaskan pada pemberdayaan guru dan karyawan serta pemberian kesempatan yang lebih luas kepada guru dan karyawan untuk bertindak atas inisiatif sendiri dengan melandasinya pada kebijakan otonomi daerah sudah sepantasnya untuk dimulai pelaksanaanya.

Dari beberapa hasil penelitian di atas jelas bahwa pengambilan keputusan yang baik dapat meningkatkan kualitas organisasi, walaupun memang sering ada variabel perantara. Variabel perantara yang dimaksud adalah pengambilan keputusan yang baik, bisa berpengaruh bagi kemajuan tim kerja dalam sebuah organisasi, yang pada gilirannya kemajuan kinerja dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas organisasi itu sendiri. Misalnya kita mengambil contoh sebuah organisasi sekolah, kepala sekolah bisa mengambil keputusan yang baik yang bisa menggerakkan guru dan karyawan bisa meningkatkan kreativitas, inovasi, dan etos kerja maka dipastikan bahwa sekolah tersebut akan mengalami kemajuan, sangat berbeda bila seorang kepala sekolah tidak bisa mengambil keputusan dengan baik, bahkan keputusan yang diambil cenderung kontra produktif, misalnya melemahkan semangat guru dan karyawan, tidak memberikan suasana kreativitas guru dan karyawan maka dipastikan sekolah tersebut akan mengalami kesulitan berkembang yang artinya organisasi sekolah tidak akan mengalami peningkatan kualitas.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun