Mohon tunggu...
Purnama Tambunan
Purnama Tambunan Mohon Tunggu... Tutor - Badminton Lover

""Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya" tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah." (Soe Hok Gie)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menjelajah Flash Disk Cinta

20 Juni 2015   16:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:01 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lasma kini fokus dengan senyawa-senyawa yang tergolong narkoba.

”Harus tujuh huruf,” gumam Lasma.

Sabu-sabu jelas kepanjangan.

Ganja terlalu pendek.

Heroin... morfin... morfina. Ratu Morfina. Keren juga namanya, pikir Lasma. Tapi sayangnya Lasma belum pernah mendengar julukan ini.

Ekstasi, terdiri dari tujuh huruf, dan ada Ratu Ekstasi, julukan yang diberikan kepada salah satu artis tanah air. Lasma girang sekali, mendadak mendapatkan hubungan yang masuk akal ini. Jantungnya berdegup kencang. Dia ketik tujuh huruf itu. File tetap tak terbuka. Ekstasi bukan kata kuncinya. Lasma benar-benar kecewa. Pada hal dia sudah sangat yakin.

Ekstasi...

Dia cermati huruf di sana dan berpikir, “Apa sebenarnya maksud ’tujuh unsur’ itu?”

Lasma kembali mencermati petunjuk itu. Tujuh unsur, memang tujuh huruf. Atau jangan-jangan unsur dalam arti yang sesungguhnya: karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur, klorida... Ah, ini terlalu spesifik. Sulit sekali mencari sebuah senyawa yang hanya memiliki tujuh unsur. Memangnya ada zat doping yang tersusun dari tujuh unsur saja? Misalnya, tujuh karbon saja. Metil (CH3, sebuah karbon plus tiga hidrogen) saja sudah mengambil jatah empat unsur. Tidak mungkin kalau hanya terdiri dari tujuh unsur. Mungkin yang dimaksud Tama adalah komponennya, penyusunnya. Jadi, bukan keseluruhan unsurnya atau hurufnya berjumlah tujuh.

Lasma paham. Pantas saja ekstasi ditolak. Kata ‘ekstasi’ terdiri dari huruf e, k, s, t, a, dan i. Enam huruf. Kembali dia cermati petunjuk yang membangkitkan rasa penasarannya. Ada satu lagi yang dia mengerti. Bila ’eksatasi’ digunakan sebagai kata kunci, maka yang digunakan sebagai nama gelar malah si aku. Pada hal yang seharusnya adalah si anak. Jelas salah.

Lasma tak menyangka Tama bisa mempersulitnya seperti ini. Memaksanya mengobrak-abrik lipatan-lipatan otaknya. Entah dari mana asal bakat Tama yang satu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun