Entah kenapa, setiap diksi yang lahir
Terus-menerus berganti bunyi, namun
Tak pernah mampu berlain arti
Kutulis; dia, namun puisi selalu menjadi kau
Kau yang tak pernah hilang di dada
Yang tak pernah luput dari setiap makna kata-kata
Aku ingin berhenti menulis saja
Melupakan kata-kata, namun sayang
Tanda koma sebagai jeda telah tiada
Hanya tersisa tanda titik, dan itu
setelah namamu sebelum kata rindu
MALANG, 9 JANUARI 2018
•••
Hendri Krisdiyanto
BERSAMA TEMAN LAMA
Kami duduk berdua di taman
Udara beku, suasana kaku
Setiap kata yang keluar dari mulutku
Adalah kenangan dari masa lalu.
Langit mendung
Gerimis jatuh perlahan
Kita berteduh berduaan.
Lalu, kau berkata dan bertanya.
"Dari apakah dingin terbuat?"
Aku tak menjawab
Kemudian memelukmu erat-erat
Di dekat telingamu aku berbisik.
"Di dalam peluk, dingin hanya sebatas bayang."
YOGYAKARTA, 2019
•••