Mohon tunggu...
Pulo LasmanSimanjuntak
Pulo LasmanSimanjuntak Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

35 Sajak Karya Pulo Lasman Simanjuntak

11 Oktober 2021   21:21 Diperbarui: 11 Oktober 2021   21:36 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam abad butuh waktu
untuk menjenguk Tuhan
di muka pintu.

Kemana gerangan doa-doa itu
melayang siang dan malam.
DOA PAGI

Seribu hantu menyerbu diriku
saat bertelut
menghadap mezbah Tuhan
dengan kata-kata menghujat berlumur dosa memerah
yang makin melumpuhkan tubuhku
untuk berucap doa-doa sambut matahari pagi.
UPAH DOSA
Airmata mengalir ke sebuah situ
berlabuh dalam rahang otak
musim kemarau
sudah dua abad maut mau meledak
lewat sekilas berita.
O, aku jadi teringat
uang tiga puluh keping perak
untuk si pengkhianat yang menjual kepalsuan
bagi Tuhan.
SAJAK JUMAT SORE

Saat sembahyang menutup matahari terbenam
kubayangkan tubuhku tergantung di tiang bukit tengkorak
sementara di luar jendela hujan deras
makin membuat hatiku gelisah
untuk pulang menuju ke pembaringan malam.
BANDARA INTERNASIONAL CHANGI

1
Lihatlah toko-toko siang ini sudah berdandan
mau tunggu apa lagi mahluk dungu.
Jasad makin usang sepanjang landasan.Permadani batu
tak beri salam tuli
kumpulan kaki yang payah.

2
Percakapan riuh kulipat rapi dalam kopor
menyedot sepi kian berlemak
sampai dari jarak begitu dekat
supir airbus menggosok-gosok jantung.

Pesawat belum menembus lapisan kaca
oi, ada bau lonte.Kuku-kuku birahi

Di sini tanpa beban
sebuah benua dirobek-robek.
DARI SINI

Ketika tiba kudaku dicambuk bulu-bulu
beranda stasiun yang lugu
makin mengeras bumimu berlapis-lapis.

Pacu! Ayo! Pacukan kudaku sarat racun tumbuhan
menuju gurun perang
sampai terkencing mata uang logam.

Logikaku terus berlari.....,berlari
mendaki matahari di kaki mall yang terbakar
faktur-faktur gemerlap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun