Dalam suasana pasrah seperti ini
terminal yang esa
biarkan mengetuk-ngetuk pintu
bagi setiap penjelajah
menanti tergelincuhnya senja
memohon seribu dugaanmu.
Sungai Musi Suatu Malam Berkabut
Sungai Musi suatu malam
tanpa mata
y berkabut putih- seperti lelehan lepra.
Sungai Musi kubawa tidur lelap dalam sajakku
yang selalu berucap ;
selamat datang penderitaan
selamat datang kesengsaraan...
Tubuhku Bersatu Dengan Suara Ombak Laut Selat Sunda
Kami datang
membawa sebungkus dendam
menyusuri pasir dan injakan karang tegar
sunyiku tak mendaki matahari pagi .
Sejak dalam perjalanan tadi
sahabatku bercerita rakyatku menyedot minyak bumi
dua puluh tahun kemudian kita akan krisis pangan
di negeri khatulistiwa (dua sahabat karib tetap menyodorkan wajahnya untuk dilukis di muka wajah laut).
Di atas meja bundar
gelas demi gelas dihidangkan hiruk pikuk suara ombak laut Selat Sunda
dingin.mengerikan.
kami harus hidup dengan roh rendah hati.
RUMAH DOA (Bag.Pertama)
Di atas bantalan batu-batu dan pasir biru
jadilah sebuah rumah rapuh
ke sana kubangun mimpi-mimpi luruh
alangkah keruh nyanyian penyair pilu
keluh kesah masa laluku.
RUMAH DOA (Bagian Kedua)
Di atas batu dan pasir biru
kubangun mimpi-mimpi kudus.