2. Endure
Perlu kesabaran untuk menyikapi body shaming, dalam artian kita harus bisa menahan emosi agar tidak terpancing dan memperkeruh suasana.Â
Setelah itu, balik lagi ke dikotomi kendali, bukankah terlalu membuang energi kalau sampai marah-marah padahal kita sudah tahu dan sadar bahwa opini orang lain adalah hal di luar kendali kita?
Maka dari itu, penting sekali rasanya kita coba melihat dari sudut pandang pelaku (mencoba berprasangka baik/husnudzan). Dengan memahami niat dan perspektif mereka, kita bisa memberi respons yang lebih baik.Â
Mungkin, sebenarnya mereka tidak ada maksud untuk menyakiti hati kita tetapi karena ketidaktahuannya mungkin caranya menjadi salah atau bisa juga ada kemungkinan bahwa kita yang sebenarnya keliru.Â
Nah, inilah yang dinamakan endure them, mencoba hidup dan saling menoleransi dengan mereka.
3. Instruct
"Apakah filsafat Stoisisme hanya menyarankan kita untuk bersikap pasif, seakan-akan hanya kita yang selalu menoleransi mereka? membiarkan diri tertindas?" Jawabannya adalah tidak.Â
Dengan menoleransi bukan berarti kita membiarkan hal yang keliru terus-menerus terjadi. Jadi buat teman-teman yang mengira filsafat Stoisisme hanya tentang bersikap pasrah itu kurang tepat.
Langkah berikutnya adalah Instruct, artinya memberikan instruksi atau arahan. Jadi, kalian masih memiliki hak untuk mengajukan keluhan (complaint) dengan tujuan memperbaiki orang lain. Dan ini tidak bertentangan dengan Stoisisme.Â
Kondisi yang tidak didukung oleh Stoisisme adalah menggerutu dan menggosipkan kesalahan orang lain, tetapi tidak memperbaiki keadaan maupun membuat orang lain menjadi lebih baik.Â